1. Pkl. 16.00 WITA: Kerja bakti mempersiapkan acara Pembukaan Bulan Rosario
2. pkl. 18.00 WITA: Perarakan dan Pawai Lilin di Gua Maria Bunda dari Lourdes, Sadohoa-Kendari
3. Pkl. 18.30 WITA: Perayaan Ekaristi Pembukaan Bulan Rosario di Gua Maria Bunda dari Lourdes, Sadohoa-Kendari
Search by Google
PROMOSI
Jumat, 30 September 2011
Kamis, 29 September 2011
ACARA, JUMAT 30 SEPTEMBER 2011
1. Pkl. 08.00 WITA: Penyelidikan Kanonik
2. Pkl. 10.00 WITA: Berkat Kendaraan di Stasi Anduonohu
3. Pkl. 11.00 WITA: Pelajaran Agama GASIKA (GAbungan SIswa-siswi KAtolik) di Aula Paroki
4. Pkl. 18.00 WITA: Misa Syukuran 25 Tahun Hidup Membiara Sr. Anna Maria Sri Martanti, JMJ di Gereja St. Fransiskus Xaverius, Sadohoa
5. Pkl. 19.00 WITA: Kombas Kerahiman Ilahi di Ruang Doa, Sadohoa
2. Pkl. 10.00 WITA: Berkat Kendaraan di Stasi Anduonohu
3. Pkl. 11.00 WITA: Pelajaran Agama GASIKA (GAbungan SIswa-siswi KAtolik) di Aula Paroki
4. Pkl. 18.00 WITA: Misa Syukuran 25 Tahun Hidup Membiara Sr. Anna Maria Sri Martanti, JMJ di Gereja St. Fransiskus Xaverius, Sadohoa
5. Pkl. 19.00 WITA: Kombas Kerahiman Ilahi di Ruang Doa, Sadohoa
Rabu, 28 September 2011
KELOMPOK DEVOSI: KOMBAS KERAHIMAN ILAHI
Koronka berasal dari bahasa Polandia,
artinya mahkota kecil atau untaian manik-manik indah yang kita
hadiahkan kepada orang yang kita kasihi secara istimewa. Pada tahun
1935, St Faustina mendapat suatu penglihatan akan seorang malaikat
yang diutus Tuhan untuk melaksanakan murka Allah atas dunia. St
Faustina mulai berdoa mohon belas kasihan Tuhan, namun doanya tanpa
kuasa di hadapan murka ilahi. Sekonyong-konyong ia melihat Tritunggal
Mahakudus dan merasakan kuasa rahmat Yesus melingkupinya. Pada saat
yang sama ia mendapati dirinya memohon dengan sangat belas kasih
Tuhan dengan kata-kata yang ia dengar dalam batinnya. Sementara ia
terus-menerus memanjatkan doa yang diinspirasikan kepadanya, malaikat
pelaksana murka ilahi menjadi tak berdaya dan tak kuasa melaksanakan
hukuman yang memang sudah sepantasnya. Keesokan harinya, sementara St
Faustina memasuki kapel, lagi ia mendengar suara dalam batinnya,
“Setiap kali engkau masuk ke dalam kapel, ucapkanlah segera doa
yang kemarin Ku-ajarkan kepadamu.”
Selanjutnya Yesus mengajarkan Koronka
(= Rosario) Kerahiman Ilahi kepada St Faustina:
“Doa ini dimaksudkan sebagai sarana
untuk memadamkan murka-Ku. Hendaknya engkau mendaraskannya selama
sembilan hari pada rosario biasa dengan cara ini: Pertama-tama
hendaknya engkau mengucapkan satu Bapa Kami, satu Salam Maria dan
satu Aku Percaya, kemudian, pada manik-manik “Bapa kami”
hendaknya engkau berdoa:
“Bapa yang kekal, kupersembahkan
kepada-Mu Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an
PutraMu yang terkasih, Tuhan kami Yesus
Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia.'
Pada manik-manik “Salam Maria”
hendaknya engkau berdoa:
“Demi sengsara Yesus yang pedih,
tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia'
Sebagai penutup hendaknya engkau
mendaraskan tiga kali doa berikut:
`Allah yang Kudus, Kudus dan berkuasa,
Kudus dan kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia”
Dalam penampakan-penampakan
selanjutnya, Yesus menjelaskan bahwa Koronka ini tidak hanya
diperuntukkan baginya, melainkan bagi seluruh dunia.
Koronka Kerahiman Ilahi adalah doa
permohonan yang merupakan kelanjutan dari Kurban Ekaristi, jadi
teristimewa tepat jika didaraskan setelah kita ikut ambil bagian
dalam Misa Kudus. Koronka dapat didaraskan kapan saja, tetapi Tuhan
kita secara khusus mengatakan kepada St Faustina untuk mendaraskannya
selama sembilan hari berturut-turut menjelang Pesta Kerahiman Ilahi
yang jatuh pada hari Minggu pertama sesudah Paskah (yaitu Minggu
Paskah II). “Dengan Novena [Koronka Kerahiman Ilahi], Aku akan
menganugerahkan segala rahmat yang mungkin bagi jiwa-jiwa.”
Di Paroki Santo Fransiskus Xaverius
Sodohoa Kendari, pada tanggal 1 September 2010, atas dukungan dan persetujuan dari P.
Martinus Pasomba, Pr (Pastor Paroki saat itu) telah terbentuk
Komunitas Basis (KomBas) Kerahiman Ilahi dibawah koordinator Robert
Keytimu. Pelaksanaan Doa Kerahiman Ilahi dilakukan SETIAP HARI KAMIS
JAM 19.00 WITA di Ruang Doa Gereja (Pastoran Lantai 1).
ACARA KAMIS, 29 SEPTEMBER 2011
1. Pkl. 06.00 WITA: Misa Harian (Pesta Para Malaikat Agung: Mikael, Gabriel, Rafael)
2. Pkl. 18.30 WITA: Misa Rukun St. Yoh. Pembaptis dalam rangka Pelantikan Para Pengurus Rukun yang baru
2. Pkl. 18.30 WITA: Misa Rukun St. Yoh. Pembaptis dalam rangka Pelantikan Para Pengurus Rukun yang baru
Selasa, 27 September 2011
KELOMPOK KATEGORIAL: LEGIO MARIA RATU PARA RASUL
Cahaya petang yang lembut menerobos
dari tabir jendela Aula lantai 2 Pastoran gereja Katolik Fransiskus
Xaverius Sasohoa Kendari saat kelompok Kategorial Legio Maria
melaksanakan rapat Presidium rutin, Selasa 27 September 2011. Dibuka
dengan doa rosario khas Legio, dibawah arahan Sr. Kristina Mislina,
JMJ, kelompok kategorial Legio Maria melaksanakan pertemuan setiap
Selasa sore pukul 16.30 WITA. Dalam pertemuan ini juga, setiap
anggota Legio secara berurutan menceritakan kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan atas tugas yang diberikan kepada mereka, antara
lain kunjungan kepada orang sakit dan lanjut usia untuk memberikan
penghiburan serta membawa Komuni Kudus.
Legio Maria (Lat: Legio Mariae)
merupakan sebuah kelompok awam Katolik yang melayani secara sukarela,
berjuang di bawah panji-panji Santa Maria Tak Bernoda dengan doa dan
pujian. Tujuan dari Legio adalah agar para anggotanya menghayati
perintah Tuhan dan memancarkan kesalehan kepada lingkungannya. Tugas
utama para legioner (anggota Legio Maria) adalah berdoa serta
melaksanakan karya kerasulan dalam kunjungan kepada orang-orang sakit
dan menderita serta ikut membantu tugas-tugas di Paroki.
Legio Maria didirikan oleh seorang
awam, Frank Duff di Dublin, Irlandia pada tanggal 7 September 1921.
Untuk menjadi anggota Legio Maria, seseorang yang sudah dibaptis
menjadi Katolik.
Anggota Legio Maria terdiri dari anggota aktif dan anggota
auxilier(yang membantu). Anggota aktif wajib terlibat dalam
kegiatan rutin Legio Maria seperti menghadiri sidang/pertemuan
anggota, melaksanakan tugas-tugas kerasulan, mendoakan Catena
(Latin:
Catena artinya rantai ikatan), dan lain-lain. Tugas anggota
auxilier adalah berdoa Rosario
dan Tessera.
Dewan tertinggi Legio Maria adalah
Concilium di Dublin,
Irlandia. Di
bawahnya terdapat Senatus. Di bawah Senatus terdapat Commissium,
kemudian Kuria dan terakhir Presidium.
Legio Maria Ratu Para Rasul di Paroki
Sadohoa sendiri mulai disosialisasikan tanggal 23 Juni 2011 dan resmi
berdiri dengan pelaksanaan pertemuan pertama pada hari Selasa 28 Juni
2011. Pada saat ini, susunan pengurus Pra Presidium adalah sebagai
berikut:
Pembimbing Rohani: P. Marthin Solon, Pr
Asisten Pembimbing Rohani: Sr. Kristina
Mislina, JMJ
Ketua: Guido
Wakil Ketua: Debora
Sekretaris: Alma Wilda
Bendahara: Christina Sangki
Bagi umat yang ingin bergabung ke dalam
kelompok kategorial ini, dapat menghadiri pertemuan rutin SETIAP HARI
SELASA JAM 16.30 WITA di Aula Lantai 2 Pastoran Fransiskus Xaverius
Sadohoa Kendari.
Sabtu, 24 September 2011
KUNJUNGAN IBU NY. HJ. DRA. SRIYASTIN ASRUN (ISTRI DARI WALIKOTA MADYA KENDARI BPK. H. IR. ASRUN M. NG. SC)
“Syalom. Salam sejahtera bagi kita
semua”, demikian salam yang disampaikan oleh Ibu Ny. Hj. Dra.
Sriyastin Asrun dari mimbar pengumuman di dalam gereja Santo
Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari. Istri dari Walikota Madya
Kendari datang berkunjung ke gereja sebagai Ketua Tim Penggerak PKK
kota Madya Kendari sekaligus menyerahkan sumbangan Kitab Suci
Deutrokanonika sebanyak 40 buah. “Sebagai tanda kepedulian
pemerintah kota yang mengayomi segenap penduduknya”.
Kehadiran istri walikota madya Kendari
di dalam gereja mendapat aplaus dan tepuk tangan yang meriah dari
segenap umat yang pada hari minggu pagi, 25 September 2011 itu.
Secara simbolis, sumbangan Kitab Suci diterima oleh P. Isidorus
Kaniu, Pr sebagai sesepuh paroki Santo Fransiskus Xaverius. Dalam
ucapan balasan, P. Marthin Solon, Pr, sebagai pastor paroki,
menyampaikan banyak terima kasih atas segala perhatian dan kehadiran
ibu Hj. Dra. Sriyastin Asrun yang pada hari minggu ini telah
menyerahkan bantuan sumbangan kepada segenap umat di paroki Sadohoa.
Tak lupa, P. Marthin Solon, Pr, mewakili 1600 umat menyampaikan salam
balik kepada keluarga bapak H. Ir. Asrun M. Ng. Sc dan semoga
hubungan keharmonisan hubungan dapat tetap terbina dengan baik.
Sebelumnya, dalam Misa minggu 25
september 2011 pagi yang dimulai pukul 07.30, dalam homilinya, P.
Marthin Solon Pr, menyampaikan hasil-hasil dari Sarasehan Liturgi
yang telah dilaksanakan dengan baik selama dua hari di paroki
Sadohoa. Sambil mengakui bahwa, ada banyak hal mengenai liturgi yang
ternyata juga belum diketahui oleh pastor sendiri, walau itu bukan
hal baru, dan menyampaikan kepada umat bahwa akan terjadi beberapa
perubahan terutama untuk menindak-lanjuti hasil dari sarasehan
liturgi yang telah diberikan oleh P. Bosco Da Cunha, O. Carm.
Pembaharuan pada tata letak, tata busana dan tata hati sehingga
diharapkan agar umat dapat semakin menghayati perannya dan secara
mendalam ikut serta dalam setiap perayaan ekaristi kudus.
SARASEHAN LITURGI UMAT PAROKI SADOHOA
Pada Sabtu 24 September 2011 malam
Sarasehan Liturgi dilanjutkan terutama bagi umat Paroki Sabto
Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari di Aula Paroki. Dibuka tepat
pukul 18.30 WITA oleh Ibu Evelin Paternus, koordinator seksi Liturgi
Dewan Pastoral Paroki, sarasehan kali ini berlangsung cukup santai
dan dihadiri puluhan umat, suster-suster JMJ, frater HHK dan pengurus
rukun/stasi. Doa pembuka dibawakan oleh Sr. Dorothea JMJ disusul kata
pengantar oleh Pastor Paroki, P. Marthin Solon, Pr yang sekaligus
menjadi moderator.
Dan seperti Sarasehan sebelumnya,
berlangsung dalam dua sesi, dimana sesi pertama dibawakan langsung
oleh Sekretaris Eksekutif Konggregasi Waligereja Indonesia (KWI), P.
Bosco Da Cunha, O. Carm dari pukul 18.45 hingga pukul 20.00. Dalam
pernyataannya di sesi pertama, P. Bosco Da Cunha, Pr menyampaikan
bahwa “KALAU LITURGI MAJU, MAKA PAROKI PASTI MAJU”. Beliau
meminta kepada umat agar dapat secara aktip terlibat dalam liturgi
dan jangan hanya menjadi penonton sehingga umat merasa memiliki serta
menemukan makna dalam setiap perayaan. Hal itu akan membuat umat
tidak lagi memilih siapa pastor yang membawa Misa karena Misa adalah
kekuatan dasar pada setiap perayaan Liturgi di Gereja dimana Kristus
sendiri hadir bersama umat.
Pada pukul 20.00 sesi pertama usai
dilanjutkan dengan acara santap malam bersama dan doa makan dipimpin
oleh P. Isidorus Kaniu, Pr. Setelah acara santap malam yang
berlangsung selama 30 menit, pada pukul 20.30 Sarasehan dibuka dengan
lagu “Andaikan aku lakukan...” dan kemudian dibukalah acara
tanya-jawab bersama P. Bosco Da Cunha, O. Carm, P. Sani, MSC ( Ketua
Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi & Katekik KAMS), P. Mathius
Bakolu, Pr (Vikep Sultra) serta P. Marthin Solon, Pr sebagai
moderator. Acara sesi tanya jawab ini memberikan banyak informasi
penting bagi umat yang hadir, terutama menyangkut masalah liturgi,
baik di lingkungan paroki maupun untuk rukun dan stasi. Antara lain,
tatacara liturgi pernikahan, doa arwah serta peralatan dan sikap
dalam menjalankannya.
Menjelang pertemuan usai, P. Sani, MSC
sebagai Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi & Katekik
KAMS menyampaikan harapannya agar terjadi perbaikan dan penyempurnaan
khususnya dalam bidang katekese buat anak-anak katolik yang belajar
di lingkungan sekolah non-katolik, dan mengharapkan partisipasi aktip
para pastor paroki dalam pelayanan tersebut dengan menyediakan waktu
dan tempat di setiap paroki untuk pengajaran agama anak-anak
tersebut.
Tepat pada pukul 22.10, Sarasehan
ditutup dengan doa dan berkat oleh P. Bosco Da Cunha, O. Carm dan
kemudian umat menyampaikan salam dan ucapan selamat jalan kepada P.
Bosco Da Cunha, O. Carm dan P. Sani, MSC yang akan melanjutkan
perjalanan mereka ke daerah kepulauan.
Terima kasih atas kunjungannya, P.
Bosco Da Cunha, O. Carm dan P. Sani, MSC. Terima kasih pula atas
segala informasi dan pengetahuan yang telah dibagikan kepada umat
Kevikepan Sultra wilayah Daratan. Sampai bertemu kembali. Selamat
jalan.
SARASEHAN LITURGI HARI KEDUA
Sabtu 24 September 2011 pukul 08.30
WITA Sarasehan Liturgi hari kedua dibuka oleh Ibu Evie dan doa
pembukaan oleh Sr. Anna Maria, JMJ juga terbagi dalam dua sesi.
Sesi pertama berupa sarasehan oleh P.
Bosco Da Cunha yang antara lain menjelaskan makna liturgi dimana
Tuhan Yesus bukan sebagai sebuah benda sakti tetapi adalah PRIBADI
yang berbicara kepada kita serta mendengarkan suara hati kita sebagai
umat-NYA. Dalam penjelasannya, P. Bosco Da Cunha, O. Carm meminta
umat agar DAPAT HADIR 15 MENIT SEBELUM MISA DIMULAI serta menjaga
masa KEHENINGAN sebelum Misa mulai. Sesi pertama berlangsung hingga
pukul 10.00 WITA yang kemudian masa istirahat selama 15 menit saat
peserta menikmati hidangan kecil yang disediakan di aula paroki.
Sesi kedua mulai pukul 10.15 terutama
membahas mengenai Misa dan Doa di Lingkungan / Rukun serta bagaimana
upaya untuk menjaga kesakralan liturgi selama Misa di rumah di luar
gereja. Sesi ini berlangsung hingga menjelang pukul 13.00 WITA dimana
P. Sani, MSC sebagai Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi &
Katekik Keuskupan Agung Makassar memberikan closing speech. Antara
lain P. Sani, MSC menyampaikan kepada para peserta bahwa Liturgi
adalah sebuah drama suci yang memiliki skenario dimana kita semua
mengambil bagian / pemain dan bukannya penonton belaka. Bermakna atau
tidaknya Liturgi tergantung dari kita, maka untuk memulai sebuah
pembaharuan, haruslah dimulai dari diri kita sendiri. Sesi kedua dan
penutup ditutup dengan doa sekaligus sebagai doa makan siang bersama
oleh Vikep Sultra, P. Mathius Bakolu tepat pada pukul 13.00.
Hadir dalam sesi kedua ini antaranya,
P. Samson Bureny, Pr, P. Marthin Solon, Pr, P. Mathius Bakolu, Pr, P.
Isidorus Kaniu, Pr, P. Albert Rua, Pr dan umat dari Kevikepan Sultra
(Paroki Mandonga, Sadohoa, Unaaha serta Kolaka).
Demikianlah kegiatan Sarasehan Liturgi
selama dua hari telah berlangsung dengan lancar dan sukses. Semoga
apa yang telah diterima membawa kemajuan bagi Kevikepan Sultra.
Selamat dan terima kasih kepada P. Bosco Da Cunha, O. Carm dari KWI
serta P. Sani, MSC dari KAMS.
SARASEHAN LITURGI HARI PERTAMA
Selama dua hari, tepatnya dari jumat 23
hingga sabtu 24 september 2011, berlangsung SARASEHAN LITURGI di
Gereja Katolik Paroki Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari untuk
KEVIKEPAN SULAWESI TENGGARA WILAYAH DARATAN yang meliputi Paroki
Sadohoa, Mandonga, Unaaha dan Kolaka.
Sarasehan ini dibawakan oleh P. Bosco
Da Cunha, O. Carm (Sekretaris Eksekutif KWI) bersama P. Sani, MSC
(Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi & Katekik KAMS).
Sarasehan pada hari pertama, jumat 23
september 2011 dimulai pada pukul 18.30 WITA, dengan dipandu oleh Ibu
Evie, doa pembukaan dibawakan oleh P. Piet Madjina, Pr (Pastor Paroki
Kolaka). Sebelumnya, dibagikan kepada para peserta buku makalah
SARASEHAN LITURGI yang diterbitkan oleh Keuskupan Agung Makassar.
Nampak hadir, antara lain Vikep Sultra,
P. Mathius Bakolu, Pr, Pastor Paroki Mandonga P. Samson Bureny, Pr,
Pastor Paroki Sadohoa P. Marthin Solon, P. Isidorus Kaniu, Pr, P.
Albert Rua, Pr, para frater HHK, suster-suster JMJ serta umat dari
keempat paroki di Kevikepan Sua Daratan.
Setelah kata sambutan pembuka oleh
Pastor Paroki Sadohoa, P. Marthin Solon, Pr serta P. Sani, MSC (Ketua
Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi & Katekik KAMS), P. Bosco Da
Cunha, O. Carm memulai sarasehan Liturgi dengan menjelaskan makna
Liturgi bagi umat Katolik sebagai PUNCAK DAN SUMBER (FONS ET CULMEN)
segala dinamika hidup dan kegiatan Gereja. Sarasehan terdiri dari dua
sesi yang masing-masing sesi dimulai dengan penjelasan oleh P. Bosco
Da Cunha, O. Carm didampingi P. Sani, MSC dan kemudian dilanjutkan
dengan tanya jawab. Sesi pertama usai menjelang pukul 20.15 sesi
pertama berakhir untuk acara santap malam bersama di aula Paroki
Sadohoa selama kurang lebih 30 menit. Sesi kedua dimulai pada pukul
21.00 dan berakhir pada pukul 22.00 Wita.
Dalam penjelasan P. Bosco Dan Cunha,
ada tiga sumber pokok iman Katolik yaitu, KITAB SUCI, TRADISI dan
AJARAN RESMI GEREJA. Dan dalam setiap perayaan Liturgi, Allah
Tritunggal hadir secara NYATA dan KHUSUS untuk menjumpai kita,
berbicara dengan kita dan menggabungkan persembahan hidup kita dalam
satu kesatuan dengan kurban Kristus di altar. Imam memimpin perayaan
in persona Christi, capitis et pastoris, membawakan PRIBADI KRISTUS
sebagai pemimpim perayaan.
Di akhir sarasehan hari pertama,
kemudian diputuskan bahwa Sarasehan Liturgi hari kedua besoknya,
Sabtu 24 September 2011, jadwal Sarasehan berubah dari rencana semula
pukul 18.30 petang menjadi pukul 08.30 pagi hingga makan siang. Hal
ini dilakukan agar umat dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti Misa
Sabtu Sore.
Demikian Sarasehan hari pertama
berlangsung secara amat menarik, terutama dari banyaknya
informasi-informasi yang didapat khususnya dalam kegiatan Liturgi di
Gereja Katolik.
Jumat, 23 September 2011
ACARA HARI SABTU, 24 SEPTEMBER 2011
1. Pkl. 08.30 WITA - Pkl. 13.00 WITA: Lanjutan Sarasehan Liturgi Kevikepan Sultra Wilayah
Daratan Paroki Kolaka, Unaaha, Mandonga, Sadohoa)
2. Pkl. 18.30 WITA: Bincang-bincang dengan para Narasumber sekitar Liturgi Katolik (khusus
Paroki Santo Fransiskus Xaverius, Sadohoa-Kendari)
Daratan Paroki Kolaka, Unaaha, Mandonga, Sadohoa)
2. Pkl. 18.30 WITA: Bincang-bincang dengan para Narasumber sekitar Liturgi Katolik (khusus
Paroki Santo Fransiskus Xaverius, Sadohoa-Kendari)
Kamis, 22 September 2011
SARASEHAN LITURGI
Mulai hari Jumat 23 September dan Sabtu 24 September 2011 di Gereja Fransiskus Xaverius Sodohoa Kendari Jalan Dr. Moh. Hatta No. 63 Kendari, akan dilaksanakan SARASEHAN LITURGI untuk KEVIKEPAN SULAWESI TENGGARA Area Daratan (Paroki Kolaka, Unaaha, Mandonga dan Sadohoa). Kegiatan ini dimulai pada pukul 18.30 WITA.
Para narasumber adalah P. BOSCO DA CUNHA, O. Carm (Sekretaris Eksekutif KOMISI LITURGI KWI) didampingi P. SANI, MSC (Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgik dan Katekik Keuskupan Agung Makassar).
Mari datang dan bergabung untuk mengikuti Sarasehan ini.
Para narasumber adalah P. BOSCO DA CUNHA, O. Carm (Sekretaris Eksekutif KOMISI LITURGI KWI) didampingi P. SANI, MSC (Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgik dan Katekik Keuskupan Agung Makassar).
Mari datang dan bergabung untuk mengikuti Sarasehan ini.
ACARA HARI JUMAT, 23 SEPTEMBER 2011
Pkl. 18.30 WITA: SARASEHAN LITURGI 1.
Sebuah acara tingkat Kevikepan Sultra yang menghadirkan pembicara: 1. P.
Bosco da Cunha, O.Carm (Sekretaris Eksekutif Komisi Liturgi KWI), 2. P. Sani,
MSC (Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi, dan Kateketik KAMS).
Untuk wilayah daratan (meliputi Paroki Kolaka, Paroki Unaaha, Paroki
Mandonga, dan Paroki Sadohoa) dipusatkan di Gereja Pusat Santo Fransiskus
Xaverius, Sadohoa-Kendari.
Sebuah acara tingkat Kevikepan Sultra yang menghadirkan pembicara: 1. P.
Bosco da Cunha, O.Carm (Sekretaris Eksekutif Komisi Liturgi KWI), 2. P. Sani,
MSC (Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi, dan Kateketik KAMS).
Untuk wilayah daratan (meliputi Paroki Kolaka, Paroki Unaaha, Paroki
Mandonga, dan Paroki Sadohoa) dipusatkan di Gereja Pusat Santo Fransiskus
Xaverius, Sadohoa-Kendari.
Rabu, 21 September 2011
ACARA HARI KAMIS, 22 SEPTEMBER 2011
1. Pkl. 06.00 WITA: Misa Harian
2. Pkl. 19.00 WITA: Pertemuan para fasilitator Pendalaman Kitab Suci
3. Pkl. 19.30 WITA: Pertemuan Team Pendamping REFRANXA (REmaja FRANsiskus
XAverius)
2. Pkl. 19.00 WITA: Pertemuan para fasilitator Pendalaman Kitab Suci
3. Pkl. 19.30 WITA: Pertemuan Team Pendamping REFRANXA (REmaja FRANsiskus
XAverius)
Rabu, 14 September 2011
KEGIATAN HARI KAMIS, 15 SEPTEMBER 2011
1. Pkl. 06.00 WITA: Misa Harian (PW Bunda Maria Berdukacita)
2. Pkl. 17.00 WITA: Misa Arwah (Peringatan 7 hari berpulangnya Ibu Bernadette Aisya) di
Rukun Santa Monika
3. Pkl. 19.00 WITA: Adorasi Sakramen Mahakudus
2. Pkl. 17.00 WITA: Misa Arwah (Peringatan 7 hari berpulangnya Ibu Bernadette Aisya) di
Rukun Santa Monika
3. Pkl. 19.00 WITA: Adorasi Sakramen Mahakudus
Selasa, 13 September 2011
PEMBANGUNAN : STASI ANDUONOHU
Bangunan Gereja sekarang |
Gereja Katolik Santa Maria Diangkat Ke
Surga Stasi Anduonohu Paroki Santo Fransiskus Xaverius KAMS terletak
di Jalan Kelapa (ex jalan Gersamata) Kelurahan Anduonohu Kecamatan
Poasia Kendari. Bangunan gereja awal dibangun pada tahun 1992 dengan
luas bangunan 6 x 10 m, berdinding batu merah, papan dan beratap seng
dengan pilar kayu.
Kondisi bangunan saat ini sudah tua dan
lapuk sehingga tidak lagi layak dan aman digunakan untuk ibadah walau
secara rutin tetap dilakukan pemeliharaan atas swadaya umat serta
bantuan dari para donatur.
Jumlah umat yang beribadah di gereja
ini saat dibangun sekitar 8 KK atau kurang lebih 40 jiwa. Namun saat
ini, sehubungan dengan berkembangnya pemukiman di kota Kendari,
jumlah umat telah bertambah menjadi sekitar 91 KK atau kurang lebih
500 jiwa dan diperkirakan ke depan akan bertambah terus sehubungan
dengan pesatnya perkembangan daerah ini. Hal ini amat terasa saat
perayaan hari-hari besar Natal dan Paskah.
Atas dasar itu, maka umat stasi
Anduonohu dengan didukung oleh Pastor Paroki saat ini, P. Marthin
Solon, pr berencana untuk membangun gedung baru di sisi kanan gedung
lama untuk bisa menampung perkembangan umat ke depannya.
Pastor Paroki di depan Bangunan Gereja Baru |
Gedung gereja yang akan dibangun
berukuran panjang 31 m dan lebar 16 m dengan bangunan dari batu,
pilar dan slop dari cor beton serta atap seng. Perkiraan anggaran
sebesar Rp. 2,3 M Adapun IMB telah dikeluarkan oleh Walikota Kendari
pada tanggal 14 September 2007 yang lalu. Untuk itu dibutuhkan
bantuan agar pembangunan gedung gereja ini dapat berjalan dengan
baik.
Bantuan dana dapat dimasukkan ke
Rekening Panitia Pembangunan Gereja Katolik di Bank Rakyat Indonesia
(BRI) Cab. Kendari Rek. 0192.01.073147.50.5 atau ke Rekening atas
nama Martinus Solon pada Bank Danamon Indonesia No. 16854697.
Informasi dapat langsung ke Pastor
Martin Solon, Pastor Paroki Santo Fransiskus Xaverius Kendari HP.
081343390099 atau V. Tikno Sarwoko HP. 0811408689 (Bendahara Panitia
Pembangunan).
Terima kasih atas bantuannya.
KEGIATAN HARI RABU, 14 SEPTEMBER 2011
1. Pkl. 06.00 WITA: Misa Harian (Pesta Salib Suci)
2. Pkl. 18.00 WITA: Misa Komunitas di Biara Frater-Frater Hamba-Hamba Kristus (HHK)
2. Pkl. 18.00 WITA: Misa Komunitas di Biara Frater-Frater Hamba-Hamba Kristus (HHK)
RIWAYAT SANTO FRANSISKUS XAVERIUS, PELINDUNG GEREJA KATOLIK SADOHOA - KENDARI
Santo
Fransiskus Xaverius (Bahasa Latin: Sanctus Franciscus Xaverius,
Bahasa Portugis: Sao Francisco Xavier) (7 April 1506 – 2 Desember
1552) adalah seorang pionir misionaris Kristen, pendiri Serikat Yesus
(Ordo Yesuit), dan duta Injil terbaik yang pernah ada.
Awal
Hidup
Fransiskus
terlahir bernama Francisco de Jaso y Azpilcueta di Kastil Xavier
(dalam bahasa Spanyol modern Javier, bahasa Basque Xabier, bahasa
Katalan Xavier) dekat Sangüesa dan Pamplona, di Navarra, Spanyol.
Lahir sebagai putra bangsawan Spanyol, Basque di Navarro.
Pendidikan
Setelah
tamat sekolah menengah, Fransiskus Xaverius masuk Universitas Paris.
Di sana dia mengambil studi hukum dan teologi dan berkenalan dengan
Ignatius Loyola. Tahun 1530 dia berhasil mendapat gelar licence ès
arts. Beberapa tahun selanjutnya, (15 Agustus 1534) bersama dengan
Ignatius, Pierre Favre dan empat orang lainnya, Xaverius mengikat
janji di Montmartre dan membentuk Serikat Yesus (Cat.1). Mereka juga
mengucapkan kaul/nazar untuk melayani Tuhan saat berziarah ke Tanah
Suci di Gereja Montmartre, Paris. Fransiskus Xaverius mengabdikan
sebagian besar dari masa hidupnya bagi karya misi di negeri-negeri
terpencil.
Permulaan
Misi
Fransiskus
Xaverius ditahbiskan sebagai imam di Venesia (1537) dan diutus
Ignasius ke India (1539). Karena Raja Yohanes III (Bahasa Portugis:
Dom Joao III) dari Portugal menghendaki agar para misionaris Yesuit
berkarya di Hindia-Portugis, maka ia pun diutus ke sana pada tahun
1540.
Perjalanan
Misi
Untuk
menuju Hindia, Fransiskus melewati Lisbon. Di Lisbon Fransiskus
menemui Rm. Rodriguez yang sedang bertugas di suatu rumah sakit.
Mereka tinggal di rumah sakit tersebut untuk menolong orang-orang
yang sakit, sekaligus berkatekese dan memberikan pelajaran di kota
serta mendengarkan pengakuan-pengakuan dosa pada hari Minggu dan
hari-hari libur. Dari Lisboa, bersama dua Yesuit lainnya dan Martin
de Sousa raja muda yang baru, melanjutkan perjalanan. Ternyata
Fransiskus berada satu kapal dengan Don Martin Alfonso de Sousa,
Gubernur Hindia. Ia pun menggunakan kesempatan yang ada untuk
memberitakan Injil kepadanya, berkatekese, berkhotbah, melayani orang
sakit, dan mengubah kabin kapal menjadi tempat perawatan. Bahkan,
saat berada di kapal itu Fransiskus menengahi pertikaian, menenangkan
keluhan-keluhan, menghadapi sumpah serapah dan perjudian, dan
memperbaiki ketidakteraturan lainnya. Pelayaran mereka menghabiskan
waktu 13 bulan untuk mencapai Goa. Sebelum mencapai Goa -- India,
ibukota koloni Portugis, mereka sempat singgah di Mozambik. Akhirnya
mereka tiba di Goa tanggal 6 Mei 1542. Jabatan resminya di Goa adalah
Nuncio Apostolik (duta besar kerasulan). Fransiskus berkarya di Goa
selama 3 tahun. Selain ke Goa, Fransiskus juga melakukan perjalanan
ke Srilangka, dan Teluk Comorin. Di Goa ia mendirikan “sekolah
international St. Paulus”.
Di
Tanah Misi
Tahun
1542, ia mengadakan perjalanan misinya yang pertama di antara kaum
Parava, para penyelam mutiara di sepanjang pesisir Timur India
Selatan, sebelah Utara tanjung Comorin. Ia berusaha memberitakan
kabar baik kepada Raja Travancore, di pesisir Barat, dan juga
mengunjungi Sailan.
Ia
memulai misinya dengan mengajarkan prinsip-prinsip agama dan
praktik-praktik kebajikan. Kecuali beberapa pakaian dan buku,
Fransiskus menolak semua hadiah dari raja. Ia juga menolak didampingi
seorang pelayan, dengan mengatakan bahwa cara terbaik untuk memiliki
kehormatan sejati adalah dengan mencuci pakaian sendiri, merebus
masakan sendiri, dan tidak berhutang pada siapa pun. Sepanjang hari
dia mengerjakan pelayanannya. Sejak pagi ia menolong dan menghibur
orang sakit di rumah sakit dan di penjara-penjara yang kotor dan bau,
kemudian berjalan di jalan-jalan sambil membunyikan bel memanggil
anak-anak dan para budak untuk berkatekese. Mereka berkumpul
mengelilinginya dan ia mengajarkan syahadat iman (kredo), doa-doa,
dan nilai-nilai kristiani kepada mereka. Ia mengadakan misa untuk
para penderita lepra, berkhotbah di depan umum (termasuk kepada
orang-orang India), serta mengunjungi rumah-rumah penduduk. Keramahan
dan kelembutan karakternya, serta perhatiannya yang penuh kemurahan
hati, begitu memikat hati banyak orang. Cinta dan kerendahan hatinya
membuatnya menempatkan diri sebagai seseorang yang sederajat dengan
mereka. Ia makan makanan yang sama dengan makanan orang miskin, yaitu
nasi dan air. Ia juga tidur di atas tanah dalam sebuah gubuk.
Pengajaran-pengajaran
tentang kebenaran-kebenaran agama juga dituangkannya dalam lagu-lagu
populer. Cara ini begitu berhasil sehingga lagu-lagu ini dinyanyikan
di mana-mana (di jalan-jalan, rumah-rumah, dan tempat-tempat kerja).
Misi
di Malaka
Di
Cochin (India Selatan), Fransiskus mendengar kabar bahwa ada dua raja
di Sulawesi Selatan yang baru saja dibaptis dan minta supaya ada
seorang misionaris datang untuk mengokohkan iman kristiani mereka.
Oleh karena itu, dia segera berlayar ke Malaka. Dia melakukan ini
karena terdorong oleh keinginannya untuk mengabarkan Injil sampai ke
ujung bumi. Tidak puas akan hasil upayanya, dia kembali ke Timur pada
tahun 1545 dan menyusun rencana perjalanan misi ke Makasar, Sulawesi.
Ia mewartakan Injil dengan tekun di kalangan nelayan Pantai Malabar
selama tiga tahun dan berhasil menobatkan puluhan ribu orang.
Tuhan
melakukan banyak mukjizat penyembuhan melalui Fransiskus. Di Malaka
ia membangkitkan kembali seorang gadis muda yang tidak saja sudah
mati, tetapi sudah dikubur selama tiga hari. Peristiwa ini hanyalah
salah satu dari banyak mukjizat yang terjadi. Dalam proses
kanonisasinya, tercatat bahwa ia beberapa kali membangkitkan orang
mati selama perjalanannya sepanjang pantai Teluk Fishery, Tranvacore,
Jepang, dan Pulau Sancian.
Setelah
hari raya Paskah tahun 1546, ia kembali ke pulau Ambon, kemudian
menuju Malaka. Misi di Ambon ini menjadi salah satu awal sejarah
Gereja Katolik di Indonesia. Selama rentang waktu tersebut,
disebabkan kekecewaannya terhadap para petinggi Goa, Santo Fransiskus
menulis sepucuk surat kepada Raja Dom Joao III meminta
diberlakukannya Inkuisisi (Cat.2) di Goa. Meskipun demikian,
Inkuisisi Goa baru mulai dijalankan delapan tahun setelah
kematiannya.
Setelah
itu ia mengunjungi Maluku, Ternate, dan Moro. Di Maluku, Fransiskus
melakukan banyak karya kerasulan, antara lain menemui umat Katolik
setempat, mengunjungi orang-orang sakit, dan mengadakan
sakramen-sakramen. Untuk membantu pelayanannya ia dibantu penduduk
pribumi sebagai penerjemahnya. Di sana ia juga mempelajari bahasa
Melayu dan adat-istiadat setempat. Doa-doa seperti Doa Bapa Kami,
Salam Maria, dan Aku Percaya berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa
Melayu disertai keterangan tambahan untuk memperdalam iman. Di sana,
Fransiskus bergaul dengan berbagai kalangan masyarakat tanpa
membedakan kepercayaan, status ekonomi, dan latar belakang
pendidikan.
Ketika
berada di Malaka, Fransiskus Xaverius berjumpa dengan seorang
bangsawan Jepang dari Kagoshima bernama Anjiro. Anjiro telah
mendengar kabar mengenai Fransiskus pada tahun 1545 dan berlayar dari
Kagoshima ke Malaka dengan maksud bertemu dengannya. Anjiro melarikan
diri dari Jepang setelah dituduh melakukan pembunuhan. Ia lalu
mencurahkan isi hatinya kepada Fransiskus Xaverius, menceritakan
riwayat hidupnya serta adat dan budaya tanah airnya. Setelah beberapa
lama, Anjiro pun dibaptis dengan nama Paulo de Santa Fe. Selanjutnya
mereka mulai menyusun rencana suatu misi bagi negeri Jepang. Anjiro
membantu Fransisku Xaverius menerjemahkan beberapa paragraf ajaran
kristiani ke dalam fonem Bahasa Jepang yang kemudian dihafal oleh
Fransiskus.
Misi
di Jepang
April
1549 Fransiskus mulai berlayar ke Jepang, ditemani oleh seorang
pastor Yesuit, seorang awam, juga dua orang Jepang yang telah
bertobat. Ia disambut dengan ramah-tamah dan dijamu oleh keluarga
Anjiro hingga bulan Oktober 1550, selanjutnya ia tinggal di
Yamaguchi.
Melihat
bahwa kemiskinan dalam pewartaan Injil di Jepang tidak menarik
sebagaimana di India, Fransiskus mengubah metode-metodenya. Ia
memberikan surat dan hadiah-hadiah (a.l.: kotak musik, jam, dan
kacamata) kepada Daimyo (Cat.3). Daimyo menerima hadiah-hadiah
tersebut dengan senang hati dan memberikan kebebasan kepada
Fransiskus untuk mengajar serta menyediakan sebuah biara Budha yang
kosong sebagai tempat tinggalnya. Maret 1551 dan diizinkan berkhotbah
oleh daimyo provinsi itu. Akan tetapi karena kurang lancar berbahasa
Jepang, ia hanya membacakan dengan lantang terjemahan katekismus.
Selain itu, Fransiskus juga diterima dengan baik oleh para rahib
Shingon karena ia menggunakan kata “Dainichi” (Cat.4) untuk Allah
orang Kristen. Setelah ia mendalami makna religius dari kata itu, ia
menggantinya dengan kata “Deusu” dari kata Latin dan Portugis
“Deus”.
Seiring
berjalannya waktu, kehadirannya di Jepang dapat dianggap membuahkan
hasil yakni adanya ratusan petobat baru dan dibentuknya jemaat-jemaat
Kristiani di Hirado, Yamaguchi dan Bungo. Fransiskus berkarya lebih
dari dua tahun di Jepang dan menyaksikan lahirnya Yesuit-Yesuit
penerusnya. Ia kemudian memutuskan untuk kembali ke India. Dalam
pelayarannya itu, suatu badai dahsyat memaksanya untuk singgah di
sebuah pulau dekat Guangzhou, Tiongkok tempat ia berjumpa dengan
Diégo Pereira, seorang pedagang kaya-raya, sahabat lamanya dari
Cochin.
Misi
di Cina
Awal
September 1552, Fransiskus sampai di Tiongkok. Di sana ia
memperkenalkan diri sebagai Nuncio Apostolik dan Pereira sebagai duta
besar dari Raja Portugal. Naasnya, surat Apostolic Nuncio miliknya
tertinggal. Saat itu, ia hanya ditemani seorang murid Yesuit, Alvaro
Ferreira, seorang pria Tionghoa bernama Antonio dan seorang pelayan
Malabar bernama Khristoforus.
Akhir
Hidup
Seusai
melakukan misa Fransiskus terkena demam tinggi, mengeluarkan darah,
namun ia tak henti-hentinya berdoa di tengah-tengah kejang-kejang dan
suara mengigaunya. Ia semakin lemah dan lemah. Akhirnya tanggal 3
Desember 1552, ia menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, Sang Pencipta
dengan tenang dan penuh kedamaian. Fransiskus meninggal pada usia 46
tahun. Dengan demikian dia belum sempat menginjakkan kakinya di
daratan utama Tiongkok.
Pengakuan
Kendati
Fransiskus sangat berhasil mewartakan Injil, membuka wilayah-wilayah
baru, dan membangkitkan semangat misioner, cara kerjanya tidak bebas
dari kritik. Tahun 1622, Fransiskus dinyatakan santo oleh Urbanus
VIII, Gereja Anglikan dan Katolik; Pius X menggelarinya 'Pelindung
Gereja di Tanah Misi dan Karya Pewartaan Iman'. Ia dibeatifikasi oleh
Sri Paus Paulus V pada tanggal 25 Oktober 1619, dan dikanonisasi oleh
Sri Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622, bersamaan dengan
kanonisasi Ignatius Loyola.
Universitas
Sophia di Tokyo, Jepang didirikan pada tahun 1913 untuk
menghormatinya.
Pada
tahun 1839, Theodore James Ryken mendirikan Xaverian Brothers, atau
Kongregasi Santo Fransiskus Xaverius (CFX). Kini, ada 20 kolese atau
SMU yang dibawahi oleh Xaverian Brothers Sponsored Schools (XBSS).
Tanggal
3 Desember kini ditetapkan sebagai hari istimewa untuk memperingati
jasa-jasa Fransiskus. Banyak gereja di seluruh dunia dinamakan
menurut namanya. Salah satunya adalah Gereja Katedral Santo
Fransiskus Xaverius, Keuskupan Amboina, Ambon. Basilika Santo
Fransiskus Xaverius di Dyersville, Iowa adalah salah satu dari 52
basilika minor di Amerika Serikat dan satu-satunya yang berada di
luar kawasan metropolitan. Ada pula sebuah universitas terkenal di
Kanada yang dinamakan menurut namanya di Antigonish, Nova Scotia
yakni Universitas St. Fransiskus Xaverius.
Penutup
Riwayat
hidup Fransiskus Xaverius mengungkapkan betapa gembira hatinya
menerima Kabar Gembira Kerajaan Allah, menerima Sang Mesias, sehingga
ia tak segan-segan berkeliling dunia dan menghadapi segala tantangan
untuk membagikan kegembiraannya dengan mewartakan Sang Mesias.
Riwayatnya merupakan sebuah ajakan agar kita menyadari betapa
berharganya Kabar Gembira Kerajaan Allah, betapa berharganya Kristus
Sang Mesias. Dengan iman dan kesadaran ini marilah kita menyambut
Sang Mesias dan memberitakan-Nya dengan penuh sukacita.
Catatan:
Kelompok
yang berkomitmen untuk meneladan Yesus dalam hal kemiskinan dan cinta
kasih-Nya guna mewartakan Injil. Pengikutnya disebut Yesuit.
Inkuisisi
(dengan huruf I besar) adalah istilah yang secara luas digunakan
untuk menyebut pengadilan terhadap bidaah oleh Gereja Katolik Roma.
Istilah ini juga dapat bermakna tribunal gerejawi atau lembaga dalam
Gereja Katolik Roma yang bertugas melawan atau menyingkirkan bidaah,
sejumlah gerakan ekspurgasi historis terhadap bidaah (yang digiatkan
oleh Gereja Katolik Roma), atau pengadilan atas seseorang yang
didakwa bidaah.
Daimyo
berasal dari kata Daimyoshu, kepala keluarga terhormat yang berarti
orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah. Di dalam
masyarakat samurai di Jepang, istilah daimyo digunakan untuk samurai
yang memiliki hak atas tanah yang luas (tuan tanah) dan memiliki
banyak pengikut.
Dainichi
adalah sebutan untuk dewa umat Budha di Jepang.
Senin, 12 September 2011
KEGIATAN HARI INI (Selasa, 13 September 2011)
1. Pkl. 06.00 WITA : Misa Harian di Pusat Paroki (Peringatan Wajib Santo Yohanes Krisostomus)
2. Pkl. 17.00 WITA : Rapat Presidium Legio Maria Pra-Presidium Maria Ratu Para Rasul di Aula Paroki
2. Pkl. 17.00 WITA : Rapat Presidium Legio Maria Pra-Presidium Maria Ratu Para Rasul di Aula Paroki
KILAS BALIK: PELANTIKAN PENGURUS DEWAN PASTORAL PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS SADOHOA - KENDARI PERIODE AGUSTUS 2011 – AGUSTUS 2015
Dibawah suasana mendung
dan gerimis yang menaungi kota Kendari, Minggu 11 September 2011,
dilaksanakan pelantikan pengurus baru Dewan Pastoral Paroki Santo
Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari dalam Misa Kudus yang dipimpin
oleh Vikep Sultra P. Matius Bakolu, Pr didampingi pastor paroki Santo Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari, P. Marthin Solon,
Pr serta pastor pembantu, P. Isidorus Kaniu, Pr.
Misa Kudus yang dimulai
pada pukul 07.00 hingga pukul 08.50 Wita tersebut berlangsung khidmat
dan diikuti oleh para pengurus baru DePas beserta umat. Dalam
homilinya, Vikep menyampaikan pesan agar para pengurus dapat tetap
kompak dan bersatu berkarya demi kepentingan umat paroki secara
keseluruhan. “Jangan melihat siapa tetapi apa yang dikerjakan”
demikian sambutan dari Vikep kepada segenap pengurus DePas baru yang
dilantik tersebut.
Sebelumnya, pada hari
Jumat 9 September telah dilaksanakan rapat pleno pertama sekaligus
persiapan upacara pelantikan anggota baru yang dipimpin langsung oleh
P. Marthin Solon, Pr sebagai pastor paroki, didampingi oleh P.
Isidorus Kaniu, Pr serta para wakil ketua Depas yang baru serta
seksi-seksinya.
Minggu, 11 September 2011
KILAS BALIK: PEMILIHAN DEWAN PASTORAL PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS – SADOHOA, KENDARI
“Inti dari iman Kristiani adalah
Salib” demikian topik homili P. Marthin Solon, pastor paroki Santo
Franxiskus Xaverius Kendari KAMS dalam misa yang mengawali pemilihan
para pengurus Dewan Pastoral Paroki pada hari Minggu, 28 Agustus
2011. Dibuka dengan Doa Rosario oleh Sr. Kristin Mislina, JMJ, Misa
dipimpin bersama oleh P. Isidorus Kaniu, pr serta P. Marthin Solon,
pr berlangsung khidmat dan dipadati umat dimulai pada pukul 07.30
WITa di Gereja Katolik Fransiskus Xaverius Sodohoa Kendari.
Pada pukul 09.30 seusai Misa,
berlangsung Rapat Pleno Dewan Pastoral dengan dua topik utama yaitu
pembacaan laporan pertanggung-jawaban DePas periode 2007 – 2011
serta pemilihan pengurus Dewan Pastoral baru untuk periode 2011 –
2015. Dengan pembawa acara Sr. Dorothea JMJ, pertemuan dibuka dengan
doa oleh bapak Budi Utomo dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari
P. Paroki, P. Marthin Solon, pr.
Sesi pembacaan Laporan
pertanggung-jawaban, masing-masing dibacakan oleh para wakil ketua
DePas periode 2007 – 2011 beserta seksi-seksinya yang dikemudian
dilanjutkan dengan tanggapan serta usulan dari para pengurus rukun
dan stasi dalam membahas laporan tersebut serta juga ide dan saran
untuk perbaikan kedepan. Pembahasan berlangsung cukup hangat namun
tetap diwarnai semangat kebersamaan dan persaudaraan. Semua
usulan-usulan tersebut kemudian ditampung untuk ditindak-lanjuti oleh
para pengurus DePas yang baru nanti.
Setelah sesi pertama usai, pada pukul
12.00 diakhiri dengan Doa Angelus dipimpin oleh Sr. Dorothea JMJ lalu
penjelasan singkat dari P. Marthin Solon tentang fungsi dan kewajiban
para pengurus Dewan yang baru nanti disusul dengan makan siang
bersama.
Setelah itu diadakanlah pemilihan untuk
Wakil Ketua I, II dan III yang berlangsung secara demokratis dimana
setiap pengurus serta utusan dari rukun dan stasi memberikan
nama-nama yang akan bertugas untuk periode 2011 – 2015 secara
tertutup. Dari 117 undangan pengurus DePas, Rukun dan Stasi yang
dapat memberikan suara, hadir 85 orang. Hasilnya kemudian terpilih
Bapak Alfons Anwar Mandeno sebagai Wakil Ketua I, Ibu Devita L. Siri
sebagai Wakil Ketua II serta Bapak Frenai Charlex sebagai Wakil Ketua
III Dewan Pastoral Paroki FX yang baru.
Seusai pemilihan, P, Marthin Solon, pr
kemudian membeberkan aneka info mengenai beberapa masalah serta
harapan untuk perencanaan paroki ke depan, antara lain soal pembagian
wilayah rohani dalam paroki yang cukup luas itu. Juga Bapak Frans
Delu, sebagai wakil dari Dean Keuangan Paroki (DPK) mengulas soal
keuangan paroki untuk diketahui bersama.
Tepat pada pukul 15.00 WITa, Rapat
Pleno DePas ditutup dengan doa dan berkat oleh pastor paroki P.
Marthin Solon, Pr.
Pada akhirnya, selamat bertugas untuk
para pengurus Dewan Pastoral Paroki Santo Fransiskus Xaverius
Kendari.
BULAN KITAB SUCI NASIONAL 2011 DI PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS SADOHOA KENDARI
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh pastor paroki, P. Marthin Solon, pr serta Robert Johar, koordinator Seksi Kerasulan Kitab Suci DePas.
Acara yang dimulai pukul 19.00 WITA ini berlangsung semarak dan dihadiri puluhan umat, khususnya remaja paroki.
Sabtu, 10 September 2011
GEREJA KATOLIK PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS - SADOHOA KENDARI
Paroki
Santo Fransiskus Xaverius terletak di Jalan Dr. Moh. Hatta No. 63 Sadohoa kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara dalam lingkup Keuskupan Agung
Makassar. Diresmikan
pada peringatan Santo Fransiskus Xaverius 3 Desember 1966 yang
sekaligus menjadi pelindung Paroki ini.
Jadwal Misa setiap SABTU Jam 18.30 dan MINGGU Jam 07.00
Saat ini Paroki Santo Fransiskus Xaverius Sadohoa kendari terdiri atas
- Gereja Pusat 5 Rukun (Yoh. Pembaptis, Renya Rosari, Santa Monica, Santo Stefanus, Santo Joseph)
- Stasi Anuonohu (terdiri atas 3 rukun: Santo Michael, Santo, Joseph dan Santa Maria)
- Stasi Moramo
- Stasi Wawoindah
- Stasi Tanea
- Stasi Punggaluku
- Stasi Baito
- Stasi DKB I
- Stasi DKB V
- Stasi Lapoa
- Stasi SP 1
- Stasi Rumbia
Selain
Rukun dan Stasi, di sektor pendidikan, dalam paroki juga ada TK
Kuncup Mekar dan SMP Frater yang diasuh oleh frater-frater HHK serta
RS Santa Anna Kendari milik Yayasan JMJ.
Pastor
Paroki saat ini adalah P. Marthin Paonganan Solon, Pr dengan
didampingi P. Isidorus La Rumpu Kaniu, Pr.
Para Pastor
yang pernah berkarya di Paroki ini adalah:
- P. Paulus Catri CICM
- P. Clemens Lemens CICM
- P. Raymond Stoch CICM
- P. Denilsen CICM
- P. Frans Tandipau Pr
- P. Matheus Bakolu Pr
- P. Emanuel Mansuetus Mali Pr (yang kemudian menjadi Pastor Paroki Santo Clemens Mandonga setelah Stasi Mandonga dijadikan sebagai Paroki tersendiri pada 22 Pebruari 2000)
- P. Isidorus La Rumpu Kaniu (yang saat itu juga merangkap menjadi ketua Regio Sulawesi Tenggara yang lalu digantikan oleh P. Alex Maitimo Pr dan setelah resmi menjadi Kevikepan Sultra pada tanggal 1 Maret 2002 oleh P. Matheus Bakolu Pr hingga saat ini)
- P. Natahanael Runtung Pr
- P. Marthinus Pasomba Pr (yang melaksanakan pemekaran Stasi Anduonohu menjadi 3 rukun)
- P. Marthin Solon Pr
Susunan Dewan Pastoral (DePas) Paroki Santo Fransiskus Xaverius periode Agustus 2011 – Agustus 2015 adalah:
Wakil
Ketua I : Alfons Anwar Mandeno
Wakil
Ketua II : Devita Lucia Siri
Wakil
Ketua III: Frenai Charlex
Sekretaris
: Oktafiana Suroso
Wakil
Sekretaris : Guido
Bendahara:
Antonia Charlex
Wakil
Bendahara : Fransiska Haryono
A.
BIDANG PEWARTAAN (dibawah koordinasi Wakil Ketua I)
- Seksi Kerasulan Kitab Suci: Robert Johar, Antonius Budi Utomo, Bate Suppa, Dominikus Kofi
- Seksi Katekese: Erasmus Pongkahili, Yohanes Aris, Sr. Dorothea Sundah JMJ, Yulianti Bartholomeus
- Seksi Liturgi: Evelin Paternus, Susanawati, Alma Wilda Mareike Tuapattinaya, Leonardus Dakus
- Seksi Panggilan: Sr. Christin Yolasb JMJ, Fr. Siprianus HHK, Emanuel Nasus, Paskalis Leu
- Seksi Komunikasi Sosial: Antonius Tonny Sutedja, Jimmy Alam, Frans Pandean, Oudry Santhyka
B.
BIDANG PEMBINAAN (dibawah koordinasi Wakil Ketua II)
- Seksi Kerasulan Keluarga: Pasutri dr. Aloysius Unggul Pribadi – Theresia, Sr. Anna Maria Marianti JMJ, Christine Haryono, Tikno Sarwoko
- Seksi Kaum Ibu Katolik: Veronika Wahyudi, Flora Phoa Pattinaya, Magdalena Yusuf, Adolfina Tangke, Roswita, Agnes Besse'
- Seksi Pendidikan Katolik: Marsya Sumule, Eligius Pananungan, Yuliana Tarukan, Laurensius Pigang
- Seksi Kepemudaan: Athan Subanhurint, Petronela Kofi, Antonius Agung
- Seksi SEKAMI: Sr. Christina Mislina JMJ, Ernesta, Yeni Alexander, Rainaldus Afredy
- BIDANG SOSIAL (dibawah koordinasi Wakil Ketua III)
- Seksi Hubungan Antar Agama Dan Kepercayaan (HAK) & Kerasulan Kemasyarakatan: Yan Leroux Sare, Yane Paternus, Sebastian Van Romi
- Seksi Pelayanan Sosial Ekonomi (PSE): Patricia Wiwik Handayani, Recky Wijaya, Dina Ada'
- Seksi Aksi Puasa Pembangunan (APP): Antonius Acen, Petrus Ole Lejab, Maria Goretti Indri
- Seksi Keadilan Dan Perdamaian: Yohanes Elyazer Suryohadi, Ferry Lontana, Sakti Tangke Tondok
- Seksi Usaha Dana: Jeffry Leonardy, Yulia Liliwati, Crista Cenni, Widiyanto Hermawan
- BIDANG SARANA-PRASARANA PASTORAL
- Seksi Sarana Prasarana Pastoral: Petrus Wahyudi, Yunggi Andrian Siri, Yohanes Eko Prastyo Utomo
Seksi Tanah Gereja: Bartholomeus, Simon Sama, Bernadus Suroso bersama ketua-ketua Stasi
Langganan:
Postingan (Atom)