Jumat, 28 November 2014 pada pukul 19.00 telah berlangsung Rapat Panitia Ulang Tahun ke 48 dan Pesta Pelindung Paroki Santo Fransiskus Xaverius Sadohoa, Kendari. Rapat diadakan di Aula Lantai 1 dan dipimpin oleh Pak Alfons Mandeno serta dihadiri oleh P. Herman Siamba' Panggalo Pr, Pastor Paroki dan juga anggota kepanitiaan Panitia Ulang Tahun ke 48 dan Pesta Pelindung Paroki yang kali ini dilaksanakan langsung Dewan Pastoral Paroki.
Rapat dibuka dengan doa oleh Pak Recky Bobby Widjaja. Rapat membicarakan rencana pembiayaan masing-masing seksi antara lain dari Seksi Liturgi, Dekorasi, Konsumsi, Keamanan, Acara dan lain-lain berlangsung secara ringkas hingga pukul 20.30 dan ditutup dengan doa dan berkat oleh Pastor Paroki. Gambar dapat dilihat di sini.
Search by Google
PROMOSI
Jumat, 28 November 2014
Rabu, 26 November 2014
Pesan Natal bersama KWI – PGI Tahun 2014: Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga
“Mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu” (Luk 2:16)
Dalam perayaan Natal tahun ini, kami mengajak seluruh umat Kristiani untuk menyadari kehadiran Allah di dalam keluarga dan bagaimana keluarga berperan penting dalam sejarah keselamatan. Putera Allah menjadi manusia. Dialah Sang Imanuel; Tuhan menyertai kita. Ia hadir di dunia dan terlahir sebagai Yesus dalam keluarga yang dibangun oleh pasangan saleh Maria dan Yusuf.
Melalui keluarga kudus tersebut, Allah mengutus Putera Tunggal-Nya ke dalam dunia yang begitu dikasihiNya. Ia datang semata-mata untuk menyelamatkan manusia dari kekuasaan dosa. Setiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, tetapi akan memperoleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16-17).
Natal: Kelahiran Putera Allah dalam Keluarga
Kelahiran Yesus menguduskan keluarga Maria dan Yusuf dan menjadikannya sumber sukacita yang mengantar orang berjumpa dengan Allah. Gembala datang bergegas menjumpai keluarga Maria, Yusuf, dan Yesus yang terbaring dalam palungan. Perjumpaan itu menyebabkan mereka pulang sebagai kawanan yang memuliakan Allah (Luk 2: 20). Orang-orang Majus dari Timur sampai pada Yesus dengan bimbingan bintang, tetapi pulang dengan jalan yang ditunjukkan Allah dalam mimpi (Mat 2: 12). Perjumpaan dengan Yesus menyebabkan orientasi hidup para gembala dan Majus berubah. Mereka kini memuji Allah dan mengikuti jalan-Nya.
Natal merupakan sukacita bagi keluarga karena Sumber Sukacita memilih hadir di dunia melalui keluarga. Sang Putera Allah menerima dan menjalani kehidupan seorang manusia dalam suatu keluarga. Melalui keluarga itu pula, Ia tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang taat pada Allah sampai mati di kayu salib. Di situlah Allah yang selalu beserta kita turut merasakan kelemahan-kelemahan kita dan kepahitan akibat dosa walaupun ia tidak berdosa (bdk. Ibr. 4:15).
Keluarga sebagai Tanda Kehadiran Allah
Allah telah mempersatukan suami-istri dalam ikatan perkawinan untuk membangun keluarga kudus. Mereka dipanggil untuk menjadi tanda kehadiran Allah bagi satu sama lain dalam ikatan setia dan bagi anak-anaknya dalam hubungan kasih. Keluarga mereka pun menjadi tanda kehadiran Allah bagi sesama. Berkat perkawinan Kristen, Yesus, yang dahulu hadir dalam keluarga Maria dan Yusuf, kini hadir juga dalam keluarga kita masing-masing. Allah yang bertahta di surga tetap hadir dalam keluarga dan menyertai para orangtua dan anak-anak sepanjang hidup.
Dalam keluarga, sebaiknya Firman Tuhan dibacakan dan doa diajarkan. Sebagai tanggapan atas Firman-Nya, seluruh anggota keluarga bersama-sama menyampaikan doa kepada Allah, baik yang berupa pujian, ucapan syukur, tobat, maupun permohonan. Dengan demikian, keluarga bukan hanya menjadi rumah pendidikan, tetapi juga sekolah doa dan iman bagi anak-anak.
Dalam Perjanjian Lama kita melihat bagaimana Allah yang tinggal di surga hadir dalam dunia manusia. Kita juga mengetahui bahwa lokasi yang dipergunakan untuk beribadah disebut tempat kudus karena Allah pernah hadir dan menyatakan diri di tempat itu untuk menjumpai manusia. Karena Sang Imanuel lahir dalam suatu keluarga, keluarga pun menjadi tempat suci. Di situlah Allah hadir. Keluarga menjadi ”bait suci”, yaitu tempat pertemuan manusia dengan Allah.
Tantangan Keluarga Masa Kini
Perubahan cepat dan perkembangan dahsyat dalam berbagai bidang bukan hanya memberi manfaat, tetapi juga membawa akibat buruk pada kehidupan keluarga. Kita jumpai banyak masalah keluarga yang masih perlu diselesaikan, seperti kemiskinan, pendidikan anak, kesehatan, rumah yang layak, kekerasan dalam rumah tangga, ketagihan pada minuman dan obat-obatan terlarang, serta penggunaan alat komunikasi yang tidak bijaksana. Apalagi ada produk hukum dan praktek bisnis yang tidak mendukung kehidupan seperti pengguguran, pelacuran, dan perdagangan manusia. Permasalahan-permasalahan tersebut mudah menyebabkan konflik dalam keluarga. Sementara itu, banyak orang cenderung mencari selamat sendiri; makin mudah menjadi egois dan individualis.
Dalam keadaan tersebut, keluhuran dan kekudusan keluarga mendapat tantangan serius. Nilai-nilai luhur yang mengekspresikan hubungan cinta kasih, kesetiaan, dan tanggung jawab bisa luntur. Saat-saat kudus untuk beribadat dan merenungkan Sabda Allah mungkin pudar. Kehadiran Allah bisa jadi sulit dirasakan. Waktu-waktu bersama untuk makan, berbicara, dan berekreasipun menjadi langka. Pada saat itu, sukacita keluarga yang menjadi dasar bagi perkembangan pribadi, kehidupan menggereja, dan bermasyarakat tak mudah dialami lagi.
Natal: Undangan Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga
Natal adalah saat yang mengingatkan kita akan kehadiran Allah melalui Yesus dalam keluarga. Natal adalah kesempatan untuk memahami betapa luhurnya keluarga dan bernilai- nya hidup sebagai keluarga karena di situlah Tuhan yang dicari dan dipuji hadir. Keluarga sepatutnya menjadi bait suci di mana kesalahan diampuni dan luka-luka disembuhkan.
Natal menyadarkan kita akan kekudusan keluarga. Keluarga sepantasnya menjadi tempat di mana orang saling menguduskan dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan dan saling mengasihi dengan cara peduli satu sama lain. Para anggotanya hendaknya saling mengajar dengan cara berbagi pengetahuan dan pengalaman yang menyelamatkan. Mereka sepatutnya saling menggembalakan dengan memberi teladan yang baik, benar, dan santun.
Natal mendorong kita untuk meneruskan sukacita keluarga sebagai rumah bagi setiap orang yang sehati-sejiwa berjalan menuju Allah, saling berbagi satu sama lain hingga mereka pun mengalami kesejahteraan lahir dan batin. Natal mengundang keluarga kita untuk menjadi oase yang menyejukkan, di mana Sang Juru Selamat lahir. Di situlah sepantasnya para anggota keluarga bertemu dengan Tuhan yang bersabda: ”Datanglah kepadaKu, kamu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11: 29) Dalam keluarga di mana Yesus hadir, yang letih disegarkan, yang lemah dikuatkan, yang sedih mendapat penghiburan, dan yang putus asa diberi harapan.
Kami bersyukur atas perjuangan banyak orang untuk membangun keluarga Kristiani sejati, di mana Allah dijumpai. Kami berdoa bagi keluarga yang mengalami kesulitan supaya diberi kekuatan untuk membuka diri agar Yesus pun lahir dan hadir dalam keluarga mereka.
Marilah kita menghadirkan Allah dan menjadikan keluarga kita sebagai tempat layak untuk kelahiran Sang Juru Selamat. Di situlah keluarga kita menjadi rahmat dan berkat bagi setiap orang; kabar sukacita bagi dunia.
SELAMAT NATAL 2014 DAN TAHUN BARU 2015
Jakarta, …November 2014
Atas nama
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia,
Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe
Ketua Umum
Pdt. Gomar Gultom
Sekretaris Umum
Konferensi Waligereja Indonesia
Mgr. Ignatius Suharyo
K e t u a
Mgr. Johannes Pujasumarta
Sekretaris Jenderal
Dalam perayaan Natal tahun ini, kami mengajak seluruh umat Kristiani untuk menyadari kehadiran Allah di dalam keluarga dan bagaimana keluarga berperan penting dalam sejarah keselamatan. Putera Allah menjadi manusia. Dialah Sang Imanuel; Tuhan menyertai kita. Ia hadir di dunia dan terlahir sebagai Yesus dalam keluarga yang dibangun oleh pasangan saleh Maria dan Yusuf.
Melalui keluarga kudus tersebut, Allah mengutus Putera Tunggal-Nya ke dalam dunia yang begitu dikasihiNya. Ia datang semata-mata untuk menyelamatkan manusia dari kekuasaan dosa. Setiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, tetapi akan memperoleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16-17).
Natal: Kelahiran Putera Allah dalam Keluarga
Kelahiran Yesus menguduskan keluarga Maria dan Yusuf dan menjadikannya sumber sukacita yang mengantar orang berjumpa dengan Allah. Gembala datang bergegas menjumpai keluarga Maria, Yusuf, dan Yesus yang terbaring dalam palungan. Perjumpaan itu menyebabkan mereka pulang sebagai kawanan yang memuliakan Allah (Luk 2: 20). Orang-orang Majus dari Timur sampai pada Yesus dengan bimbingan bintang, tetapi pulang dengan jalan yang ditunjukkan Allah dalam mimpi (Mat 2: 12). Perjumpaan dengan Yesus menyebabkan orientasi hidup para gembala dan Majus berubah. Mereka kini memuji Allah dan mengikuti jalan-Nya.
Natal merupakan sukacita bagi keluarga karena Sumber Sukacita memilih hadir di dunia melalui keluarga. Sang Putera Allah menerima dan menjalani kehidupan seorang manusia dalam suatu keluarga. Melalui keluarga itu pula, Ia tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang taat pada Allah sampai mati di kayu salib. Di situlah Allah yang selalu beserta kita turut merasakan kelemahan-kelemahan kita dan kepahitan akibat dosa walaupun ia tidak berdosa (bdk. Ibr. 4:15).
Keluarga sebagai Tanda Kehadiran Allah
Allah telah mempersatukan suami-istri dalam ikatan perkawinan untuk membangun keluarga kudus. Mereka dipanggil untuk menjadi tanda kehadiran Allah bagi satu sama lain dalam ikatan setia dan bagi anak-anaknya dalam hubungan kasih. Keluarga mereka pun menjadi tanda kehadiran Allah bagi sesama. Berkat perkawinan Kristen, Yesus, yang dahulu hadir dalam keluarga Maria dan Yusuf, kini hadir juga dalam keluarga kita masing-masing. Allah yang bertahta di surga tetap hadir dalam keluarga dan menyertai para orangtua dan anak-anak sepanjang hidup.
Dalam keluarga, sebaiknya Firman Tuhan dibacakan dan doa diajarkan. Sebagai tanggapan atas Firman-Nya, seluruh anggota keluarga bersama-sama menyampaikan doa kepada Allah, baik yang berupa pujian, ucapan syukur, tobat, maupun permohonan. Dengan demikian, keluarga bukan hanya menjadi rumah pendidikan, tetapi juga sekolah doa dan iman bagi anak-anak.
Dalam Perjanjian Lama kita melihat bagaimana Allah yang tinggal di surga hadir dalam dunia manusia. Kita juga mengetahui bahwa lokasi yang dipergunakan untuk beribadah disebut tempat kudus karena Allah pernah hadir dan menyatakan diri di tempat itu untuk menjumpai manusia. Karena Sang Imanuel lahir dalam suatu keluarga, keluarga pun menjadi tempat suci. Di situlah Allah hadir. Keluarga menjadi ”bait suci”, yaitu tempat pertemuan manusia dengan Allah.
Tantangan Keluarga Masa Kini
Perubahan cepat dan perkembangan dahsyat dalam berbagai bidang bukan hanya memberi manfaat, tetapi juga membawa akibat buruk pada kehidupan keluarga. Kita jumpai banyak masalah keluarga yang masih perlu diselesaikan, seperti kemiskinan, pendidikan anak, kesehatan, rumah yang layak, kekerasan dalam rumah tangga, ketagihan pada minuman dan obat-obatan terlarang, serta penggunaan alat komunikasi yang tidak bijaksana. Apalagi ada produk hukum dan praktek bisnis yang tidak mendukung kehidupan seperti pengguguran, pelacuran, dan perdagangan manusia. Permasalahan-permasalahan tersebut mudah menyebabkan konflik dalam keluarga. Sementara itu, banyak orang cenderung mencari selamat sendiri; makin mudah menjadi egois dan individualis.
Dalam keadaan tersebut, keluhuran dan kekudusan keluarga mendapat tantangan serius. Nilai-nilai luhur yang mengekspresikan hubungan cinta kasih, kesetiaan, dan tanggung jawab bisa luntur. Saat-saat kudus untuk beribadat dan merenungkan Sabda Allah mungkin pudar. Kehadiran Allah bisa jadi sulit dirasakan. Waktu-waktu bersama untuk makan, berbicara, dan berekreasipun menjadi langka. Pada saat itu, sukacita keluarga yang menjadi dasar bagi perkembangan pribadi, kehidupan menggereja, dan bermasyarakat tak mudah dialami lagi.
Natal: Undangan Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga
Natal adalah saat yang mengingatkan kita akan kehadiran Allah melalui Yesus dalam keluarga. Natal adalah kesempatan untuk memahami betapa luhurnya keluarga dan bernilai- nya hidup sebagai keluarga karena di situlah Tuhan yang dicari dan dipuji hadir. Keluarga sepatutnya menjadi bait suci di mana kesalahan diampuni dan luka-luka disembuhkan.
Natal menyadarkan kita akan kekudusan keluarga. Keluarga sepantasnya menjadi tempat di mana orang saling menguduskan dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan dan saling mengasihi dengan cara peduli satu sama lain. Para anggotanya hendaknya saling mengajar dengan cara berbagi pengetahuan dan pengalaman yang menyelamatkan. Mereka sepatutnya saling menggembalakan dengan memberi teladan yang baik, benar, dan santun.
Natal mendorong kita untuk meneruskan sukacita keluarga sebagai rumah bagi setiap orang yang sehati-sejiwa berjalan menuju Allah, saling berbagi satu sama lain hingga mereka pun mengalami kesejahteraan lahir dan batin. Natal mengundang keluarga kita untuk menjadi oase yang menyejukkan, di mana Sang Juru Selamat lahir. Di situlah sepantasnya para anggota keluarga bertemu dengan Tuhan yang bersabda: ”Datanglah kepadaKu, kamu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11: 29) Dalam keluarga di mana Yesus hadir, yang letih disegarkan, yang lemah dikuatkan, yang sedih mendapat penghiburan, dan yang putus asa diberi harapan.
Kami bersyukur atas perjuangan banyak orang untuk membangun keluarga Kristiani sejati, di mana Allah dijumpai. Kami berdoa bagi keluarga yang mengalami kesulitan supaya diberi kekuatan untuk membuka diri agar Yesus pun lahir dan hadir dalam keluarga mereka.
Marilah kita menghadirkan Allah dan menjadikan keluarga kita sebagai tempat layak untuk kelahiran Sang Juru Selamat. Di situlah keluarga kita menjadi rahmat dan berkat bagi setiap orang; kabar sukacita bagi dunia.
SELAMAT NATAL 2014 DAN TAHUN BARU 2015
Jakarta, …November 2014
Atas nama
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia,
Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe
Ketua Umum
Pdt. Gomar Gultom
Sekretaris Umum
Konferensi Waligereja Indonesia
Mgr. Ignatius Suharyo
K e t u a
Mgr. Johannes Pujasumarta
Sekretaris Jenderal
Minggu, 09 November 2014
PANITIA PESTA PELINDUNG & ULANG TAHUN KE 48, NATAL & TAHUN BARU 2015
Sekretaris : Ibu Oktafiana Suroso
Bendahara : Ibu Antonia Charlex
Seksi-Seksi:
Seksi
Lomba:
Bpk. Guido Ido (Koordinator)
Sr. Maria Gonzalves JMJ
Sr. Gia Sinta JMJ
Bpk. Bartolomeus
Bpk. Juvenalis
Seksi
Liturgi:
Sdri. Evelyn Paternus (Koordinator)
Fr. Vincensius Kehy KHK
Sr. Christin Yolasb JMJ
Sr. Christin Mislina JMJ
Ibu Susanawati
Sdri. Alma Wilda
Sdr. Leonardus Dakus
Seksi
Koor:
Bpk. L. Anasara (Koordinator)
Sdri. Oudri Shantika
Ibu Patricia Wiwiek
Seksi
Dekorasi:
Sr. Dorothea Sundah JMJ (Koordinator)
Ibu Christina Haryono
Ibu Yasinta Vivi
Ibu Silvia Anton Lay
Ibu Ontji Sudrajat
Ibu Veronika Wahyudi
Ibu Dina Ada’
Ibu Agnes Besse
Ibu Yulianti Bartolomeus
Ibu Veronika Handayani
Ibu Roswita Yohanes
Bpk. Samuel Lapabane
Bpk. Urbanus Urun
Sdr. Rainaldus Alfredy
Seksi
Kandang Natal:
Rukun Santo Yohanes Pembaptis (Koordinator Ketua Rukun)
Seksi
Dokumentasi:
Bpk. Tonny Sutedja (Koordinator)
Bpk. Jimmy Alam
Seksi
Perlengkapan:
Recky Bobby Widjaja (Koordinator)
Bpk. Robertus Rupang
Bpk. Petrus Olelejab
Bpk. Rudolf Bura
Bpk. Bernadus Suroso
Bpk. Silvianus Filemon
Bpk. Gregorius Dakus
Seksi
TaTib:
Bpk. Tikno Sarwoko (Koordinator)
Bpk. Robert Djohar
Bapak/Ibu Frans Pandean
Bapak/Ibu Budi Utomo
Bapak/Ibu Mario Rumate
Bapak/Ibu Emanuel Nasus
Bapak/Ibu Samuel Situmorang
Bapak/Ibu Matheus Aris Pakadang
Seksi
Sound System:
Bpk. Petrus Wahyudi (Koordinator)
Bpk. Eko
Bpk. Gusti
Seksi
Usaha / Dana:
Bpk. Jeffry Leonardy (Koordinator)
Ibu Crista Cenny
Ibu Lily Hariadi
Ibu Brigitta Barry
Ibu Maria Nelly
Ibu Kristina Decky
Ibu Veronica Liong
Ibu Greis Putrahmat
Seksi
Konsumsi:
Ibu Rosa Pananungan (Koordinator)
Ibu Adolfina Tangke
Ibu Aldegonda Nikolaus
Ibu Agustina Sado
Ibu Rosalina Renyaan
Ibu Florensia Toang
Ibu Sientje Titi Kaunang
Ibu Ani Stefani
Ibu Maria Juniran
Ibu Maria Bidan Saniba
Ibu Naomi Novianus
Ibu Bertha
Ibu Agustina Goris
Seksi
Parkir:
Bpk. Sebastianus Van Romy (Koordinator)
Sdr. Paskalis Leu
Sdr. Sonny Anasara
Sdr. Uttu Servasius
Seksi
Keamanan:
Bpk. Ferry Lontana (Koordinator)
Bpk. Tandibayang
Bpk. Sakti Tangke Tondok
Seksi
Kebersihan:
Rukun Santa Monika (sebelum
perayaan HUT Paroki)
Rukun Regna Rosari (setelah
perayaan HUT Paroki)
Rukun Yohanes Pembaptis (sebelum perayaan malam Natal)
Rukun Santo Stefanus & Rukun Santo Yoseph (setelah perayaan malam Natal)
Refranxa & Sekami (setelah perayaan Natal pagi)
OMK (sebelum dan
sesudah Misa Tutup/Buka Tahun 2015)
JADWAL KEGIATAN PESTA PELINDUNG DAN ULANG TAHUN KE 48 PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS
Berikut
jadwal yang akan diadakan dalam rangka memperingati Pesta Pelindung Santo
Fransiskus Xaverius sekaligus ulang tahun ke 48 (3 Desember 1966 – 3 Desember
2014) yang akan diselenggarakan:
Minggu, 16 November 2014
05.30: Jalan Santai diiringi Drum Band SMP
Frater Kendari dari Gereja – SMP Frater semua umat
Lokasi: SMP
FRATER KENDARI
06.30: Pembukaan
dan Senam Bersama untuk semua umat
07.00: Ular
Pakai Sarung untuk 15 tahun ke atas / 10 orang per kelompok
07.30: Futsal
Wanita (babak penyisihan) untuk 13 tahun ke atas / 3 orang per kelompok
07.30: Estafet
Air untuk usia 6 – 9 tahun / 5 orang per kelompok
08.00: Lari
Kempit Paralon/Bambu untuk Dewasa / 5 orang per kelompok
09.00: Bakiak
Keluarga untuk 10 tahun ke atas / 4 orang per kelompok
10.30: Lomba
Lari Kardus untuk 10 – 12 tahun / 3 orang per kelompok
Rabu, 19 November 2014 di Aula Gereja
dan Gereja
19.00: Lomba
Lektor untuk 10 – 15 tahun
19.00: Lomba
Mazmur untuk 10 – 15 tahun
20.00: Lomba
Organis untuk 10 – 20 tahun
20.00: Lomba Dirigen untuk 10 – 20 tahun
Minggu, 23 November 2014 di Aula
Gereja
09.00: Lomba
Melukis Cat Air untuk 10 – 12 tahun
10.00: Lomba
Mewarnai Gambar untuk 6 – 9 tahun
Minggu 23 Nopember 2014 di SMP Frater
16.00: Futsal
Wanita (babak Final) untuk 13 tahun ke atas / 6 orang per kelompok
16.00: Lari
Kempit Pipa Estafet untuk Dewasa / 4 orang per kelompok
17.00: Jepret
Gelas Aqua untuk 6 – 9 tahun
Rabu, 26 November 2014 di Aula Gereja
18.00: Paroki
Mencari Bakat untuk semua usia
Jumat 28 Nopember 2014 di SMP Frater
16.00: Mix
Volly (babak Penyisihan) untuk Dewasa / 6 orang per kelompok
Minggu, 30 Nopember 2014 di SMP Frater
16.00: Lempar
Pimpong untuk 13 tahun ke atas / 3 orang per kelompok
16.00: Mix
Volly (babak Final) untuk Dewasa / 6 orang per kelompok
Selasa, 2 Desember 2014 di Aula Gereja
18.30: Malam
Keakraban untuk semua umat
Rabu, 3 Desember 2014 di Gereja
PEMUTARAN FILM SANTA BERNADETTE
Santa Bernadette, lahir sebagai Marie-Bernarde Soubirous (lahir 7 Januari 1844 – meninggal 16 April 1879 pada umur 35 tahun) adalah anak perempuan dari kota Lourdes di Perancis selatan. Nama Occitan sebenarnya adalah Maria Bernada Soubirous, atau Bernadeta (Bernada kecil). Setelah kematiannya, jenazah Bernadette tidak membusuk, dan makamnya di Lourdes menjadi pusat peziarahan, menarik perhatian jutaan umat Katolik setiap tahun. Pada tanggal 8 Desember 1933, ia dikanonisasikan sebagai santa oleh Gereja Katolik Roma.
Demikianlah kisah dalam film yang telah diputar untuk umat dalam rangka pencarian dana untuk pembangunan Gereja Stasi Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga Anduonou Kendari pada hari Minggu 9 Nopember 2014 mulai pukul 16.30 hingga selesai, sekitar pukul 22.00. Foto-foto dapat dilihat di sini.
Demikianlah kisah dalam film yang telah diputar untuk umat dalam rangka pencarian dana untuk pembangunan Gereja Stasi Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga Anduonou Kendari pada hari Minggu 9 Nopember 2014 mulai pukul 16.30 hingga selesai, sekitar pukul 22.00. Foto-foto dapat dilihat di sini.
Langganan:
Postingan (Atom)