Search by Google

PROMOSI

Sabtu, 18 Juni 2016

LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN

UNDANGAN KEPADA SEGENAP KAUM MUDA KATOLIK UNTUK MENGIKUTI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN SEBAGAI SALAH SATU KEGIATAN DALAM PESTA EMAS 50 TAHUN PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS KENDARI YANG AKAN DIADAKAN PADA:

HARI / TANGGAL : MINGGU - RABU / 3 - 6 JULI 2016
TEMPAT                  : VILLA DA VINCE LAMBESU
PESERTA                : YOX, OMK SMP, SMA, MAHASISWA/I & KARYAWAN/TI BELUM MENIKAH
KONTRIBUSI         : Rp. 10.000 / PESERTA

PENDAFTARAN DENGAN MENGAMBIL FORMULIR PENDAFTARAN PADA PEMBINA YOX


Rabu, 15 Juni 2016

SEJARAH SUSTER-SUSTER JMJ DI KENDARI

Didirikan pada tanggal 4 April 1969. Tujuannya untuk membantu pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang dikelola oleh Keuskupan Agung Makassar. Societas JMJ mengutus 3 orang Suster Pionir yaitu Sr. Bertranda  Freliks (perawat dan pemimpin komunitas), Sr. Christophora Rapar (perawat) dan Sr. Quiseppa Laiseno (Kerumahtanggaan dan di paroki). Tahun pun terus berganti terjadilah rotasi suster-suster JMJ, ada yang datang dan ada yang meninggalkan Rumah Sakit Santa Anna. Selanjutnya ada beberapa suster JMJ yang masuk menggantikan suster yang datang di tahun 1970,antara lain : Sr.Theodora Kaunang JMJ, Sr. Beatrix Umboh JMJ, Sr. Josephin Kaparang JMJ, Sr.Asumtiah JMJ. Periode ini berlangsung hanya sampai tahun 1977. Setelah mengadakan perundingan dan persetujuan dengan Uskup Keuskupan Agung Makassar, para suster ditarik kembali ke Makassar.

Pada 31 Maret 1982 Uskup Agung Ujung Pandang meminta Societas JMJ untuk kembali mengelola Rumah sakit Santa Anna sampai sekarang. Kini komunitas suster JMJ Kendari terdiri 5 suster: Sr. Patricia Ngala, JMJ selaku pemimpin komunitas, Sr. Rosa Liling JMJ, Sr. Hedwiga Rua, JMJ, Sr. Mariana Mbasal JMJ dan Sr. Giasinta Wengkang JMJ.

RUMAH SAKIT SANTA ANNA KENDARI
Rumah Sakit St. Anna Kendari termasuk salah satu rumah sakit umum swasta yang dikelola oleh suster-suster JMJ. Rumah Sakit ini sebelumnya dikelola oleh Yayasan Sentosa Ibu, milik Keuskupan Agung Makassar.

Rumah Sakit Santa Anna Kendari, pada awalnya hanya sebuah Balai Pengobatan dan BKIA yang dipelopori seorang misionaris CICM, Pastor dr. Clemens Lemmens, CICM. Pastor misionaris Belgia ini semula bertugas di daerah Muna. Dalam karyanya ia bertugas sebagai imam sekaligus memberikan pelayanan kesehatan. Kegiatan Balai pengobatan dimulai oleh Pastor dr. Lemmens  pada tanggal 12 Agustus 1968. Ia dibantu oleh suster Josepha Waha JMJ dan Sr. Maria Van Nazareth JMJ yang didatangkan dari Makassar.

Pada tahun 1969 poliklinik dan BKIA berubah status dan naik kelas menjadi rumah sakit. Perubahan status ini diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara Eddy Sabara. Pada tahun yang sama yakni 1969 Dr. Lemmens minta bantuan suster-suster JMJ untuk berkarya secara menetap di RS. St. Anna, baik sebagai perawat maupun sebagai tugas-tugas social di paroki. Pimpinan provinsi suster JMJ menyetujui permintaan itu dengan mengutus 3 orang suster yaitu Sr.  Bertranda Freriks JMJ, Sr. Christophora Rapar, JMJ dan Sr. Quiseppa Laiseno, JMJ.

Sejak hadirnya suster-suster JMJ, rumah sakit ini semakin ramai dikunjungi pasien, baik yang rawat inap maupun rawat jalan. Tahun 1973 Pastor dr. Lemmens mendapat bantuan tenaga yakni dr. Yohn Manupasa dan sejumlah tenaga medis awam sehingga pelayanan kesehatan RS. St. Anna semakin berkembang.

Karena semangat kerjanya yang tinggi dan tak mengenal lelah, kesehatan Pastor Lemmens kian menurun. Pada tanggal 11 Agustus 1974, Pastor dr. Lemmens dipanggil Bapa di Surga. Seluruh karyawan/karyawati Rumah Sakit Santa Anna bersama umat dan masyarakat kota Kendari berduka cita serta merasa sangat kehilangan. Karena begitu dekatnya dengan umat dan masyarakat kota kendari, Rumah Sakit Santa Anna sering disebut Rumah sakit ‘dokter Lemmens’. Sebagai penggantinya, diangkat dr. Yohn Manupasa sebagai direktur rumah sakit sampai tahun 1976. Kemudian direktur RS. St. Anna diganti oleh dr. Robby Waelan.

Pada tahun 1977  setelah mengadakan perundingan dan persetujuan Uskup Agung Makassar, Mgr. Dr. Th. Lumanauw, Provincial JMJ menarik suster-suster dari Kendari. Sejak saat itu suster-suster JMJ sementara tidak berkarya di kendari. 

Namun, pada tanggal 31 Mei 1982 Uskup Agung Makassar meminta kepada Provinsial agar suster-suster JMJ untuk kembali bekerja di RS Kendari. Provincial JMJ menyetujui permintaan Bapak Uskup. Sejak saat itu, Rumah Sakit yang dikelola oleh Yayasan Sentosa Ibu milik Keuskupan Agung Makassar dialihkan ke Yayasan Joseph, milik kongregasi JMJ. Dengan direkturnya dr. Yohanes Tendean, sampai tahun 1999.

Selanjutnya di tahun 1999 terjadi serah terima jabatan Direktur baru dari direktur sebelumnya dokter Yohanes Tendean ke direktur yang baru  Letkol CKM (Purn) dokter Aloysius Unggul Pribadi. Pada masa kepemimpinan dokter AL Unggul Pribadi, status pengelolaan Rumah Sakit Santa Anna diserahkan dari Yayasan Joseph ke Yayasan Ratna Miriam. Fasilitasnya pun semakin dibenahi seperti pembangunan Ruang ICU,  Beliau menjabat sebagai Direktur RS Santa Anna hingga tahun 2011.

Setelah dr. Aloysius Pribadi, kepemimpinan di Rumah Sakit Santa Anna diserahkan ke dokter Mario Polo Widjaya,M.Kes,Sp.OT, dan status pengelolaan  Rumah Sakit ini pun beralih ke PT. Citra Ratna Nirmala. Dalam mengemban tugasnya sebagai direktur, beliau banyak membenahi  Rumah Sakit ini, Merenovasi UGD, Laboratorium, pengadaan peralatan poliklinik gigi, dsb-nya. Dokter Mario Polo Widjaya,M.Kes,Sp.OT memimpin Rumah Sakit Santa Anna dari tahun 2011 sampai saat ini.

Seiring berjalannya waktu dan tuntutan jaman yang makin kompleks serta kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, Rumah Sakit Santa Anna dalam pelayanannya senantiasa menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Ini juga yang merupakan spiritualitas suster-suster JMJ “kesiap-siagaan apostolik yang senantiasa dapat menyesuaikan diri”. maka dari itu Pimpinan kongregasi JMJ saat ini melengkapi tenaga suster untuk tenaga keperawatan (Sr. Patricia Ngala JMJ, administrasi (Sr. Rosa Liling, JMJ),  gizi (Sr. Hedwiga Rua, JMJ), laboratorium (Sr. Giasinta Wengkang, JMJ) dan farmasi (Sr. Mariana Mbasal, JMJ).

Rumah sakit ini juga telah memiliki beberapa dokter spesialis ; Spesialis jantung, spesialis interna, spesialis tulang, spesialis anak, spesialis kandungan dll serta sudah membuka pelayanan bagi pasien hemodialisa / cuci darah. Pada tahun 2015 rumah sakit ini telah lulus akreditasi dari tim Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Nasional.

Oleh Sr. Mariana Mbasal, JMJ


Disadurkan dari dok. Soc. JMJ

Jumat, 10 Juni 2016

MENJELANG PESTA EMAS: SEBUAH CATATAN SEJARAH

Sebelum tahun 1960-an, umat Katolik di wilayah kota Kendari dan sekitarnya dilayani oleh Pastor Paroki Santo Yohanes Pembaptis Raha, Kabupaten Muna, P. Breces CICM. Kendari saat itu merupakan salah satu Stasi dari Paroki Raha. Setiap minggu kebaktian sabda dilaksanakan di rumah umat dan perayaan Ekaristi Kudus bila ada kunjungan dari Pastor Paroki Raha diselenggarakn di rumah Bapak Petrus Nau di Kampung Salo, Kendari.

Pada tahun 1960, ayah dari keluarga Jie Jau Min (Alm) menghibahkan sebidang tanah kepada Dewan Gereja untuk diprgunakan oleh Gereja. Sebidang tanah itulah yang menjadi cikal bakal lokasi gereja Paroki Santo Fransiskus Xaverius saat ini. Di atas tanah tersebut terdapat sebuah rumah panggung yang dijadikan tempat untuk beribadah sementara bagi umat saat itu secara rutin bilamana ada kunjungan Pastor dari Paroki Raha.

Beberapa keluarga awal yang tercatat berdasarkan informasi umat antara lain:
Kel. Bapak Nayoan
Kel. Bapak Renyaan
Kel. Bapak Louis
Kel. Bapak Hendrikus
Kel. Bapak Suleman
Kel. Bapak Atanasius
Kel. Bapak Yosep Tawang
Kel. Bapak Gregorius Gori
Kel. Bapak Petrus Nau
Kel. Bapak Lambertus Lago
Kel. Bapak John Lalu (Ketua DePa pertama)
Kel. Bapak T.M. Patiung (Korem 143)
Pastor Dr. Clemens CICM

Dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 2 Desember 1966 oleh P. Dr. Clemens CICM dan P. Paulus Catry CICM di lokasi tanah tersebut telah didirikan sebuah bangunan gereja permanen dengan ukuran 20x14m dengan daya tampung umat sekitar 200 orang dimana terdata jumlah umat saat itu sekitar 50 jiwa. Dan kemudian, Uskup mengangkat P. Paulus Catry CICM sebagai Pastor Paroki Santo Fransiskus Xaverius yang pertama dengan wilayah pelayanan meliputi Kolaka, Pomalaa, Ranomeeto, Wolasi, Unaaha, Pangkalan Udara/Bandara dan Kendari bagian selatan.

Peningkatan jumlah umat di Kota Kendari yang pesat pada tahun 1980-an dengan banyaknya pendatang baru seperti pegawai negeri, militer maupun pengusaha yang menetap di kota Kendari membuat gedung gereja tidak mampu lagi menampung jumlah umat khususnya saat Perayaan hari-hari raya seperti saat Natal dan Paskah. Atas pertimbangan tersebut, maka pada tahun 1985, diprakarsai beberapa tokoh umat, dibangunlah gedung gereja Santo Clemens Mandonga dan pada tanggal 22 Pebruari 2000 dilaksanakan pemekaran menjadi Paroki baru: Paroki Santo Clemens Mandonga sekarang.

Seiring perkembangan kota Kendari menjadi kota administrasi sesuai dengan PP No. 19/1978 tentang Pembentukan Kota Administratif Kendari lalu menjadi Kotamadya dengan UU RI No. 6/1995 tanggal 27 September 1995, maka kapasitas gedung gereja Paroki Santo Fransiskus Xaverius dianggap tidak memadai lagi dan untuk meng-antisipasi perkembangan jumlah umat, maka pada tanggal 24 Pebruari 2003 dibentuk Panitia Pembangunan Gedung Gereja dengan tugas mengembangkan bangunan gereja dari yang sebelumnya seluas 280m2 menjadi 790m2 sedangkan untuk gedung pastoran dibangun 2 lantai dengan luas bangunan 1.050m2.

Pada hari sabtu tanggal 2 Desember 2006, Gedung Gereja dan Pastoran baru diresmikan oleh Walikota Kendari, Bapak H. Masyhur Masie Abunawas M.Si serta diberkati oleh Uskup Agung Makassar, Mgr. John Liku-Ada pada hari minggu tanggal 3 Desember 2006. (Lihat foto-foto di sini)

Para Pastor yang pernah mengabdi di Paroki Santo Fransiskus Xaverius Kendari adalah:
P. Paulus Catry CICM (Pastor Paroki dari tahun 1966 - 1972)
P. Clemens Lemens CICM (Pastor Pembantu sampai dengan tahun 1974)
P. Robert Suykens CICM (Pastor Paroki dari tahun 1972 - 1976)
P. Piet Muythens CICM (Pastor Pembantu dari September 1975 - Desember 1975)
P. Berigno De Las Reyes CICM (Pastor Pembantu dari Agustus 1975 - Desember 1975)
P. Raymond Stock CICM (Pastor Paroki dari tahun 1976 - Pebruari 1984)
P. Anton Denissen CICM (Pastor Paroki dari Pebruari 1984 - Agustus 1985)
P. Patrick Samperuru Galla Pr Alm (Pastor Pembantu dari Mei 1984 - September 1986)
P. Frans Tandipau Pr (Pastor Paroki dari Oktober 1985 - Agustus 1990, juga merupakan pastor diosesan pertama di Kendari menjadi Pastor Paroki).
P. Emanuel K. Parapak Pr (Pastor Pembantu dari Oktober 1986 - Desember 1987)
P. Albert Maria Rua Pr (Pastor Pembantu dari Desember 1987 - September 1990)
P. Matheus Bakolu Pr (Pastor Paroki dari September 1990 - Agustus 1998)
P. Roby Lamba T. Pr (Pastor Pembantu dari September 1991 - September 1994)
P. Alex Sossang Pr (Pastor Pembantu dari September 1991 - September 1994)
P. Marselinus Lolotandung Pr (Pastor Pembantu dari September 1994 - September 1996)
P. Goris Supu Pr (Pastor Pembantu dari September 1996 - September 1998)
P. Emanuel Mansuetus Mali Pr (Pastor Paroki dari Agustus 1998 - Februari 2000, dan kemudian menjadi Pastor Paroki Santo Clemens Mandonga setelah Stasi Mandonga dijadikan sebagai Paroki tersendiri pada 22 Pebruari 2000 dan kini Pastor Paroki Santo Petrus Gembala Yang Baik Sungguminasa)
P. Isidorus La Rumpu Kaniu Pr - Alm. (Pastor Paroki dari Pebruari 2000 - Oktober 2001, dan saat itu juga merangkap menjadi ketua Regio Sulawesi Tenggara yang lalu digantikan oleh P. Alex Maitimo Pr dan setelah resmi menjadi Kevikepan Sultra pada tanggal 1 Maret 2002 oleh P. Matheus Bakolu Pr - kini Vikaris Episkopal Sultra dipegang oleh P. Willibrordus Welle Pr)
P. Nathanael Runtung Pr (kini Vikep Toraja) - Pastor Paroki dari Oktober tahun 2001 – September 2006
P. Marthinus Pasomba Pr (Pastor Paroki dari September 2006 - September 2010, yang melaksanakan pemekaran Stasi Anduonohu menjadi 3 rukun - kini Vikep Sulawesi Barat)
P. Marthin Solon Pr (Pastor Paroki dari September tahun 2010 - September 2014, kini Pastor Paroki Santo Mikael Palopo)

P. Herman Panggalo Pr (Pastor Paroki dari bulan September 2014 - sekarang, sebelumnya adalah Kepala SMA Katolik Cendrawasih Makassar).

Saat ini, dalam lingkup Paroki Santo Fransiskus Xaverius juga berkarya Komunitas Susteran JMJ dengan RS Santa Anna, Yayasan Paulus dengan TK Kuncup Mekar dan Komunitas Frater HHK dengan SMA Frater Kendari.

Dan data paroki Santo Fransiskus Xaverius untuk tahun 2013 dapat dilihat di sini. Kronologis dari Kevikepan Sulawesi Tenggara dapat dibaca di sini.

Foto-foto sejarah paroki dapat dilihat di sini

Dikutip dari berbagai sumber, terutama Buku Ulang Tahun ke 40