Search by Google

PROMOSI

Senin, 19 Oktober 2015

KEPANITIAAN PESTA PELINDUNG DAN ULANG TAHUN EMAS 50 TAHUN PAROKI

Berdasarkan Surat Keputusan No. 04/DePas/FX-KDI/X/2015 tentang Pengangakatan Panitia Pelaksana Pesta Emas 50 Tahun Gereja Paroki Santo Fransiskus Xaverius Sanua Kendari Tahun 2016

Ketua            : Tikno Sarwoko
Wakil Ketua  : Emanuel Nasus
Sekretaris     : Yeni Alexander
Bendahara    : Herry Tanring

Seksi Liturgi:
Frater Yoseph Lenamah HHK (Koordinator)
Suster Mariana JMJ
Alma Wilda Mareike Tuapatinaya
Simon La Sarudi
Robert Keytimu
Flaviana Restin Sado

Seksi Koor:
Evelin Paternus (Koordinator)
Oudry Shantika

Seksi Acara:
Marsia Sumule (Koordinator)
Frater Vincent Kofi HHK
Yane Paternus
Ernesta
Gresia Puterahmat
Agustina Doren
Windy Sau' Galla
Anastasia
Sisca Haryono
Melinda Charlex

Seksi Dana:
Crista Cenny Gunawati (Koordinator)
Sisilia Elim
Hariadi
Lince TP Wijaya
Decky Titamena
Patricia Wiwiek
Antonia Charlex
Maria Nelly
Veronica
Devina F. Beresabi
Brigitta Layunwira
Kristina Sinta Toang
Faustina Chandra
Nancy Jie
Vicky Mintarja

Seksi Dekorasi:
Sr. Giasinta Meyni Wengkang JMJ (Koordinator)
Veronica Wahyudi
Roswita Rabyatul
Onci Martha
Veronica Handayani
Yohanes Nanga Dule
Devita Lucia Siri
Yasinta Sumarsih
Veronica Handayani
Lusiana Margaretha
Yulianti Rerung Sallekarurung

Seksi Keamanan:
Robert Sakti (Koordinator)
Ferry Lontana
Frans Dodi Alexander
Mario Delima Seo
YOX

Seksi Perlengkapan / Sound System:
Petrus Olelejab (Koordinator)
Bernadus Suroso
Johny Sam Pasagi
Sebastian Van Romi
Yohanes Eko
Yohanes Don Bosco
Rudi
Basillius Yan Suprayogi
Robertus Ruppang

Seksi Dokumentasi:
Tonny Sutedja (Koordinator)
Jimmy Alam
Christophorus Malli
Indra Alam

Seksi Listrik / Tata Cahaya:
Petrus Wahyudi (Koordinator)
Samuel Palay
Cosmas Nggeu

Seksi Akomodasi / Transportasi:
Anselmus Willy (Koordinator)
Lee Patrick Hadisutanto
Fadly Delu

Seksi Lomba:
Guido Ido (Koordinator)
Rudolf Bura
Veronica Kenap
Anita Anasara
Melky Sado
Anna Devita Sari
Nathanael Mite Timun
I Gusti Ngurah Ray
Agustinus Olelejab

Seksi Humas / Undangan:
Leonardus Gori (Koordinator)
Sonny Annasara
V. Meylan
Johny
Wilson Pela
Silfester Dona

Seksi Konsumsi:
Elys Christina Karamasa (Koordinator)
Sr. Hedwiga JMJ
Maria Jumiran
Asni Situmorang
Christina Dian Pancawati
Agnes Besse
Anjelina Petrus
Maria Bidan Saniba
Agustina Sado
Agustina Goris
Roos Renyaan
Etha Bureny
Resti Wahyuni
Yublina Ingrit
Yeni Elim
Since Kaunang
Meliana Olelejab

Seksi Tatib:
Alfons Mandeno (Koordinator)
Bartholomeus
Samuel Situmorang
Robert Djohar
Frans Pandean
Recky Bobby Wijaya
Gregorius Dakus
Lukas Panginan


KEPANITIAAN PESTA PELINDUNG DAN ULANG TAHUN KE 49 PAROKI

Berdasarkan Surat Keputusan No. 03/DePas/FX-KDI/X/2015 tentang Pengangkatan Panitia Ulang Tahun ke 49 dan Perayaan Hari-Hari Raya Paroki Santo Fransiskus Xaverius Tahun 2015 - 2016

Ketua            : Lee Patrick Hadisutanto
Sekretaris    : Devita Lucia Siri
Bendahara   : Crista Cenny Gunawati

Seksi Acara:
Evelin Paternus (Koordinator)
Windy Sau' Galla
Yuliana Veronica
Lusiana Margaretha
Clyfen Richard Salibana

Seksi Liturgi:
Susana Wati (Koordinator)
Sr. Patricia Ngala JMJ
Herry Tanring
Anita R. Anasara
Magda Makasau

Seksi Dekorasi:
Antonia Charlex (Koordinator)
Veronica Wahyudi
Roswita Rabyatul
Ontji Martha
Yuliana D. Tarukan
Veronica Handayani
Yasinta Sumarsih
Basillius Yan Suprayogi
Yohanes Don Bosco

Seksi Konsumsi:
Elys Christina Karamasa (Koordinator)
Agnes Besse'
Asni Situmorang
Maria Juniran
Ernesta
Agustina Sado
Agustina Goris
Resti Wahyuni
Kristina Sinta Toang
Maria Bidan Saniba
Roos Renyaan
Anastasia
Theresia Ramma
Angelina Petrus
Since Kaunang

Seksi Dana:
Sisilia Elim (Koordinator)
Yohanes Aris
Jeffry Lionardi
Felix Kwee
Mario D. Rumate
Alma Wilda M. Tuapatinaya
Selina
Carolina Mandeno
Vicky Mintarja

Seksi Tata Tertib:
Bartholomeus (Koordinator)
Alfons A. Mandeno
Yan Leroux Sare
Recky Bobby Wijaya
Tandibayang
Frans Pandean
Antonius Acen
Budi Utomo
Robert Djohar

Seksi Koor:
Oudry Shantika (Koordinator)
Fr. Yoseph Lenamah HHK
Sr. Giasinta Meyni Wengkang JMJ
Sr. Mariana JMJ
Yufenalis Deru

Seksi Perlengkapan:
Tikno Sarwoko (Koordinator)
Petrus Wahyudi
Decky Titamena
Frans Octavianus Djo
Nancy Jie
Cosmas Nggeu
Utu Servasius Gori
Yohanes Eko
Samuel Palai
Paskalis Leu

Seksi Keamanan:
Robert Sakti (Koordinator)
Ferry Lontana
Mario Delima Seo
Frans Dodi Alexander

Seksi Kandang Natal:
Rukun Santa Monica

Seksi Dokumentasi:
Tonny Sutedja
Jimmy Alam
Yovianus Sampelomo
Fandy Adam


LAPORAN: LANJUTAN RAPAT DEWAN PASTORAL KEPANITIAAN PESTA EMAS PAROKI

Pada hari Senin, 19 Oktober 2015 telah berlangsung lanjutan rapat DePas / Kepanitiaan Pesta Ulang Tahun ke 49 dan Pesta Emas Ulang Tahun ke 50 di Aula Paroki. Rapat dimulai pada pukul 19.20 dan dibagi dalam dua tahap. Rapat pertama dipimpin oleh Lee Patrick Hadisutanto bersama Devita Lucia Siri dan Tikno Sarwoko, dan setelah Santap Malam Bersama, dilanjutkan Rapat Kedua yang dipimpin oleh Tikno Sarwoko ditemani Emanuel Nasus dan Yeni Alexander.

Setelah Doa Pembukaan oleh Bapak Soeroso, Rapat Pertama dimulai pada pukul 19.30. Dalam Rapat pertama diputuskan bahwa tema untuk Pesta Pelindung dan Ulang Tahun ke 49 Paroki Santo Fransiskus Xaveriuss adalah: MENYONGSONG PESTA EMAS DENGAN SEMANGAT MISIONER SEJATI SETURUT TELADAN SANTO FRANSISKUS XAVERIUS MENUJU KEMANDIRIAN GEREJA LOKAL. Juga masing-masing seksi akan mengadakan pertemuan tersendiri untuk menghitung anggaran belanja serta memasukkan anggarannya dalam jangka waktu 4 hari ke depan kepada ketua panitia Lee Patrick Hadisutanto.

Kemudian, para peserta rapat menikmati Santap Malam bersama dengan Doa Makan oleh Windy Sau Galla.

Selanjutnya, Rapat kedua dipimpin oleh Tikno Sarwoko bersama Emanuel Nasus dan Yeni Alexander untuk pelaksanaan Pesta Pelindung dan Ulang Tahun Paroki ke 50 (Pesta Emas) pada tahun 2016 mendatang. Diputuskan bahwa tema untuk Pesta Emas adalah: DENGAN PESTA EMAS KITA TINGKATKAN SEMANGAT MISIONER SETURUT TELADAN SANTO FRANSISKUS XAVERIUS MENUJU KEMANDIRIAN GEREJA LOKAL dengan sub-tema yang akan diambil dari bacaan Kitab Suci nanti.

Dan sebelum Doa Penutup dan Berkat oleh P. Herman Panggalo Pr, Pastor Paroki, Pastor mengatakan bahwa untuk hari Sabtu 31 Mei 2015 mendatang akan ada Ziarah Kevikepan ke Paroki Roh Kudus Unaaha. Dan walau diharapkan kehadiran kaum muda, Pastor juga meminta pertimbangan agar umat Paroki ikut berziarah bersama-sama.

Tepat pada pukul 21.30, Rapat ditutup dengan Doa dan Berkat oleh P. Herman Panggalo Pr. Foto-foto dapat dilihat di sini.

Senin, 12 Oktober 2015

LAPORAN: RAPAT PLENO PANITIA PEMBANGUNAN STASI ANDUONOHU

Pada hari Senin 12 Oktober 2015 telah berlangsung Rapat Pleno Panitia Pembangunan Stasi Santa Maria Diangkat Ke Surga, Anduonohu. Rapat ini diadakan di rumah Ketua Stasi Anduonohu, Tikno Sarwoko di BTN WIRABUANA, Anduonohu dan dimulai pada pukul 19.40. Rapat dihadiri juga oleh P. Herman Panggalo Pr, Pastor Paroki Santo Fransiskus Xaverius beserta beberapa anggota Dewan Pastoral.

Rapat diawali dengan sambutan oleh Ketua Stasi Tikno Sarwoko dan Doa Pembukaan oleh Devita Lucia Siri. Rapat kemudian dipimpin oleh Antonius Budi Utomo, Sekretaris Panitia Pembangunan. Rapat pertama-tama membicarakan jumlah dana yang tersedia saat ini oleh Bendahara Panitia dan kemudian dilanjutkan dengan rencana ke depan pelaksanaan pembangunan. Dilaporkan bahwa dana yang ada berkisar Rp. 88.644.888 belum termasuk sumbangan-sumbangan material yang telah diterima tetapi belum terpakai. Selanjutnya dibicarakan bagaimana upaya pencarian dana untuk menunjang pembangunan gereja dan juga pastoran.

Kemudian tim tehnis menyampaikan bahwa langkah selanjutnya adalah pembangunan gedung gereja dengan memulai pembetonan balkon gereja depan dan samping yang akan segera dimulai dalam beberapa hari ke depan. Kemudian beberapa usulan adalah laporan keuangan sebaiknya dibuat secara lebih rinci, dan juga kebutuhan material dapat diumumkan secara lebih spesifik. Laporan keuangan sebaiknya juga disertai dengan jumlah material yang dipergunakan dengan merupiahkan semua bantuan material agar dapat diketahui berapa nilai pekerjaan yang telah diselesaikan. Dalam jawabannya, tim tehnis menyampaikan bahwa pembangunan saat ini membutuhkan bantuan semen dan pasir sehingga buat umat yang mau membantu material tersebut, dapat menghubungi panitia.

Rapat ditutup dengan doa dan berkat oleh P. Herman Panggalo Pr, Pastor Paroki, pada pukul 21.45. Foto-foto dapat dilihat di sini.

Minggu, 04 Oktober 2015

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI MINGGU MISI SEDUNIA KE 89 (18 OKTOBER 2015)

Saudari-saudara terkasih,

Hari Minggu Misi Se-dunia tahun 2015 ini bertepatan dengan Tahun Hidup Bakti yang menyediakan waktu penuh rahmat dan dorongan lebih kuat untuk berdoa dan berefleksi. Setiap orang yang dibaptis dipanggil untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus dengan mewartakan iman yang diterima sebagai anugerah. Ini terutama terjadi dalam diri setiap anggota Tarekat Hidup Bakti. Tampaklah ada hubungan yang jelas antara Hidup Bakti dan misi.

Hasrat untuk mengikuti Yesus dengan lebih dekat mengantar lahirnya Tarekat Hidup Bakti dalam Gereja. Hasrat tersebut menjawab panggilan Tuhan untuk ambil bagian memanggul salib dan mengikuti-Nya, untuk meneladan pengabdian, pelayanan dan cinta-Nya kepada Bapa, serta untuk melepaskan hidup supaya memperolehnya. Karena seluruh hidup Kristus memiliki ciri misioner, demikian hendaknya semua yang mengikuti-Nya dengan lebih dekat harus memiliki kualitas misioner juga.

Dimensi misioner yang merupakan hakikat Gereja secara hakiki ada pada semua bentuk Hidup Bakti. Dimensi ini tidak dapat diabaikan begitu saja tanpa mengecualikan atau mencemari karisma Tarekat Hidup Bakti itu sendiri. Misi bukanlah semata-mata perkara menarik orang atau sebatas strategi belaka. Misi merupakan “tata bahasa” iman, yaitu perihal yang esensial bagi mereka yang mendengarkan suara Roh yang berbisik “Datanglah” dan “Pergilah”. Mereka yang mengikuti Kristus tidak pernah berhenti menjadi misionaris karena mengerti bahwa “Yesus berjalan bersamanya, berbicara kepadanya, bernafas bersamanya. Mereka merasakan Yesus hidup bersamanya di tengah-tengah gerak misioner” (EG 266).

Misi adalah hasrat akan Yesus sekaligus hasrat akan umat-Nya. Ketika kita berdoa di hadapan Yesus yang tersalib, kita menyaksikan kedalaman cinta-Nya yang menopang kita dan memberi kita martabat mulia. Pada saat yang sama, kita menyadari bahwa cinta yang mengalir dari hati Yesus yang tertikam meluas merangkul semua Umat Allah dan seluruh dimensi kemanusiaan. Kita semakin menyadari bahwa Ia ingin menggunakan kita untuk mendekatkan diri umat yang dicintai-Nya (bdk. Ibid. 268) dan mereka semua yang mencari-Nya dengan hati yang tulus.

Dalam amanat Yesus “pergilah”, kita melihat skenario-skenario dan tantangan-tantangan baru bagi misi evangelisasi Gereja. Semua warga Gereja dipanggil untuk mewartakan Injil dengan kesaksian hidup. Dan, dengan suatu cara yang istimewa, para anggota Tarekat Hidup Bakti diminta mendengarkan suara Roh yang memanggilnya untuk pergi ke pinggiran-pinggiran, kepada mereka yang belum mendapat pewartaan Injil.

Ulang tahun dekrit Konsili Vatikan II tentang kegiatan misioner Gereja “Ad Gentes” yang ke-50 merupakan undangan bagi kita semua untuk membaca kembali dokumen ini dan merenungkan isinya. Dekrit “Ad Gentes” menghendaki agar daya kekuatan misioner ada dalam diri setiap Tarekat Hidup Bakti. Bagi komunitas-komunitas kontemplatif, St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Pelindung misi, tampil sebagai terang yang baru. Ia berbicara dengan fasih dan memberikan inspirasi permenungan tentang hubungan yang mendalam antara hidup kontemplatif dan misi. Bagi berbagai komunitas religius aktif, dorongan misioner yang muncul dari Konsili mengarahkan keterbukaan yang luar biasa pada misi ad gentes, yakni pewartaan Injil kepada segala bangsa, yang senantiasa disertai dengan keterbukaan terhadap saudari-saudara yang berbeda bangsa dan budaya. Ringkasnya adalah bahwa saat ini orang bisa bicara tentang penyebaran “interkulturalisme” yang tersebar luas dalam Tarekat Hidup Bakti.

Oleh karena itu, dirasakan adanya kebutuhan mendesak untuk menegaskan kembali bahwa sentralitas misi adalah Yesus Kristus. Ini berarti bahwa pewartaan Injil menuntut pemberian diri yang total. Tidak ada lagi kompromi: mereka yang oleh rahmat Allah menerima tugas perutusan misioner dipanggil untuk menghidupi misi tersebut. Bagi mereka, pewartaan Kristus di pinggiran-pinggiran dunia menjadi jalan untuk mengikuti-Nya, melewati segala rintangan dan pengorbanan yang harus mereka hadapi. Kecenderungan untuk menyimpangkan panggilan ini, bahkan jika didorong oleh alasan-alasan yang mulia karena kebutuhan pastoral, gerejawi atau manusiawi, tidak selaras dengan panggilan Tuhan akan pelayanan Injil. Dalam lembaga-lembaga misioner, para pembina dipanggil untuk menunjukkan rencana hidup dan aksi nyatanya secara jujur, serta untuk mencermati panggilan-panggilan misioner yang sejati.

Saya secara khusus memohon kepada kaum muda, yang dengan berani mampu bersaksi dan bertindak banyak, bahkan ketika berada pada kebimbangan persimpangan budaya: jangan biarkan orang lain merampasmu dari impian misi yang sejati dan dari ketaatan mengikuti Yesus melalui pemberian dirimu yang seutuhnya. Dari kesadaranmu yang mendalam, bertanyalah pada dirimu sendiri mengapa kamu memilih hidup religius yang misioner dan mengambil kesiapsediaanmu untuk menerimanya sebagai suatu anugerah cinta pada pelayanan pewartaan Injil. Ingatlah bahwa, bahkan sebelum menjadi penting bagi yang belum mendengarnya, pewartaan Injil merupakan suatu keharusan bagi mereka yang mencintai Sang Guru.

Saat ini, misi Gereja dihadapkan pada tantangan baru, yakni kebutuhan semua orang untuk kembali kepada akar-akar hidup mereka dan untuk melindungi nilai-nilai budaya mereka sendiri. Hal ini berarti Gereja perlu memahami dan menghargai tradisi-tradisi dan sistem-sistem filosofis lain. Gereja juga menyadari bahwa semua orang dan setiap budaya memiliki hak untuk dibantu dari dalam diri tradisinya sendiri untuk masuk ke dalam misteri kebijaksanaan Allah dan untuk menerima Injil Yesus yang adalah terang dan daya pembaruan bagi semua budaya.

Dalam dinamika yang kompleks ini, kita bertanya pada diri kita sendiri: “Kepada siapa pewartaan Injil pertama-tama harus ditujukan?” Jawabannya, yang ditemukan dalam keseluruhan Injil, jelas : yang miskin, yang kecil dan menderita, mereka yang sering dipandang rendah atau diabaikan, mereka yang tidak dapat membalas kita (bdk. Luk 14:13-14). Evangelisasi yang diutamakan untuk yang terkecil di antara kita adalah sebuah tanda hadirnya Kerajaan Allah yang dibawa oleh Yesus: “Ada suatu ikatan yang tak terpisahkan antara iman kita dan kaum miskin. Semoga kita tidak pernah mengabaikan mereka” (EG 48). Hal ini harus jelas bagi mereka yang membaktikan diri pada hidup kerasulan: dengan kaul kemiskinan, mereka memilih untuk mengikuti Kristus yang berpihak pada kaum miskin, bukan secara ideologis, tetapi dalam gaya hidup yang identik dengan kaum miskin. Dengan hidup seperti mereka di tengah-tengah ketidakpastian hidup sehari-hari dan dengan menanggalkan semua klaim kekuasaan, serta dengan cara itu menjadi saudara dan saudari bagi orang miskin, kita membawakan kesaksian sukacita Injil dan tanda cinta Allah kepada mereka.

Dengan hidup sebagai saksi-saksi Kristiani dan sebagai tanda cinta Bapa di antara kaum miskin dan serba kekurangan, para anggota Tarekat Hidup Bakti dipanggil untuk memajukan kehadiran umat beriman dalam pelayanan misi Gereja. Konsili Vatikan II menyatakan: “Kaum awam hendaknya bekerjasama dalam karya evangelisasi Gereja; sebagai saksi-saksi sekaligus sebagai sarana-sarana hidup, ikut serta dalam perutusannya yang membawa keselamatan” (AG 41). Para misionaris anggota Tarekat Hidup Bakti hendaknya terbuka dan bermurah hati menerima mereka yang ingin bekerjasama dengannya, kendati pun untuk waktu yang singkat, demi sebuah karya nyata. Mereka adalah saudara-saudari yang ingin berbagi panggilan misioner yang melekat pada baptisan yang mereka terima. Lembaga-lembaga dan struktur-struktur misi adalah ruang untuk menerima mereka dan untuk memberikan dukungan kemanusiaan, spiritual dan kerasulan.

Lembaga-lembaga Gereja dan Kongregasi-kongregasi Misioner sepenuhnya mengemban pelayanan bagi mereka yang tidak mengenal Injil. Hal ini berarti bahwa mereka perlu mengandalkan karisma-karisma dan komitmen-komitmen misioner para anggotanya. Para anggota Tarekat Hidup Bakti juga membutuhkan suatu struktur pelayanan, ungkapan perhatian dari Uskup Roma, untuk menjamin persekutuan dengannya, karena kerjasama dan sinergi adalah bagian integral dari kesaksian misioner. Yesus memohon kesatuan bagi para murid-Nya supaya dunia percaya (bdk. Yoh 17:21). Hal ini tidaklah sama dengan legalisme atau institusionalisme. Bukan pula sesuatu yang melumpuhkan kreativitas Roh yang mengilhami keberagaman. Melainkan, mengenai keberhasilan akan pesan Injil dan memajukan persatuan yang merupakan buah Roh juga.

Serikat-serikat misi kepausan memiliki cakrawala kerasulan yang universal. Ini lah sebabnya serikat-serikat ini juga membutuhkan banyak karisma Tarekat Hidup Bakti untuk menyampaikan pesan cakrawala evangelisasi yang lebih luas dan untuk memastikan kehadirannya di mana pun diutus. Saudari-saudaraku terkasih, misionaris yang sejati senantiasa terpesona akan Injil. Santo Paulus berujar: “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil!” (1 Kor 9:16). Injil adalah sumber sukacita, kebebasan dan keselamatan bagi semua orang. Gereja sadar akan rahmat ini. Karena itu, Gereja terus menerus mewartakan Injil kepada setiap orang, “apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami” (1 Yoh 1:1). Misi para pelayan sabda – para uskup, para imam, religius dan awam – adalah mengajak setiap orang tanpa kecuali untuk masuk ke dalam relasi personal dengan Kristus. Dengan kegiatan misioner Gereja, semua orang beriman dipanggil untuk menghidupi komitmen baptis mereka dengan sungguh-sungguh, sesuai dengan situasi masing-masing. Sementara itu para anggota Tarekat Hidup Bakti mempersembahkan dirinya bagi panggilan misi universal dengan hidup doa yang intens serta kesatuan dengan Tuhan dan korban penebusan-Nya.

Kepada Maria, Bunda Gereja dan teladan misioner, saya percayakan semua orang baik pria maupun wanita yang dalam setiap status hidupnya berkarya mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa atau di tanah mereka sendiri. Kepada semua pewarta Injil, saya limpahkan berkat Apostolik.

Dari Vatikan,

Pada Hari Raya Pentekosta

24 Mei 2015

Paus Fransiskus

LAPORAN: RAPAT DEPAS / PANITIA ULANG TAHUN KE 49

Minggu, 4 Oktober 2015, bertempat di Aula Lantai I Paroki Santo Fransiskus Xaverius Kendari, telah berlangsung Rapat Dewan Pastoral yang juga sebagai Rapat Panitia Ulang Tahun ke 49 dan Pesta Pelindung Paroki. Rapat ini dimulai pada pukul 17.30 dan dipimpin oleh Ketua I Dewan Pastoral, Patrick Hadisusanto didampingi Sekretaris I, Devita Lucia Siri. Rapat turut dihadiri oleh Pastor Paroki, P. Herman Panggalo Pr.

Adapun agenda rapat adalah:
1. Doa Pembukaan
2. Pengusulan nama-nama untuk anggota kepanitiaan HUT ke 49 dan hari-hari raya 2015/2016.
3. Pengusulan nama-nama keanggotan Pesta Emas 50 tahun Paroki
4. Tema Pesta Ulang Tahun ke 49
5. Sistim pendanaan
6. Dan lain-lain
7. Doa penutup.

Cukup banyak hal yang dibicarakan dalam rapat tersebut, antara lain kegiatan yang akan dilakukan dalam menyambut ulang tahun ke 49 Paroki Santo Fransiskus Xaverius. Tapi untuk kegiatan menyambut ulang tahun ke 49 ini, diputuskan akan dilaksanakan secara lebih sederhana karena akan difokuskan pada ulang tahun ke 50 / Pesta Emas tahun 2016 mendatang. Begitu juga dalam hal pendanaan, untuk kegiatan ulang tahun ke 49 ini hanya akan digali potensi umat paroki antara lain dalam kolekte ketiga yang telah dijalankan selama ini.

Untuk tema ulang tahun, ditentukan: MENYONGSONG PESTA EMAS DENGAN SEMANGAT MISIONER SEJATI SETURUT TELADAN SANTO FRANSISKUS XAVERIUS MENUJU KEMANDIRIAN GEREJA LOKAL SULAWESI TENGGARA.

Rapat berakhir sekitar pukul 20.30 dan ditutup dengan doa sekaligus doa santap malam bersama dan berkat oleh P. Herman Panggalo Pr. Foto-foto dapat dilihat di sini.