Search by Google

PROMOSI

Jumat, 30 September 2011

ACARA, SABTU, 01 OKTOBER 2011

1. Pkl. 16.00 WITA: Kerja bakti mempersiapkan acara Pembukaan Bulan Rosario
2. pkl. 18.00 WITA: Perarakan dan Pawai Lilin di Gua Maria Bunda dari Lourdes, Sadohoa-Kendari
3. Pkl. 18.30 WITA: Perayaan Ekaristi Pembukaan Bulan Rosario di Gua Maria Bunda dari Lourdes, Sadohoa-Kendari

Kamis, 29 September 2011

ACARA, JUMAT 30 SEPTEMBER 2011

1. Pkl. 08.00 WITA: Penyelidikan Kanonik
2. Pkl. 10.00 WITA: Berkat Kendaraan di Stasi Anduonohu
3. Pkl. 11.00 WITA: Pelajaran Agama GASIKA (GAbungan SIswa-siswi KAtolik) di Aula Paroki
4. Pkl. 18.00 WITA: Misa Syukuran 25 Tahun Hidup Membiara Sr. Anna Maria Sri Martanti, JMJ di Gereja St. Fransiskus Xaverius, Sadohoa
5. Pkl. 19.00 WITA: Kombas Kerahiman Ilahi di Ruang Doa, Sadohoa

Rabu, 28 September 2011

KELOMPOK DEVOSI: KOMBAS KERAHIMAN ILAHI


Koronka berasal dari bahasa Polandia, artinya mahkota kecil atau untaian manik-manik indah yang kita hadiahkan kepada orang yang kita kasihi secara istimewa. Pada tahun 1935, St Faustina mendapat suatu penglihatan akan seorang malaikat yang diutus Tuhan untuk melaksanakan murka Allah atas dunia. St Faustina mulai berdoa mohon belas kasihan Tuhan, namun doanya tanpa kuasa di hadapan murka ilahi. Sekonyong-konyong ia melihat Tritunggal Mahakudus dan merasakan kuasa rahmat Yesus melingkupinya. Pada saat yang sama ia mendapati dirinya memohon dengan sangat belas kasih Tuhan dengan kata-kata yang ia dengar dalam batinnya. Sementara ia terus-menerus memanjatkan doa yang diinspirasikan kepadanya, malaikat pelaksana murka ilahi menjadi tak berdaya dan tak kuasa melaksanakan hukuman yang memang sudah sepantasnya. Keesokan harinya, sementara St Faustina memasuki kapel, lagi ia mendengar suara dalam batinnya, “Setiap kali engkau masuk ke dalam kapel, ucapkanlah segera doa yang kemarin Ku-ajarkan kepadamu.”

Selanjutnya Yesus mengajarkan Koronka (= Rosario) Kerahiman Ilahi kepada St Faustina:

“Doa ini dimaksudkan sebagai sarana untuk memadamkan murka-Ku. Hendaknya engkau mendaraskannya selama sembilan hari pada rosario biasa dengan cara ini: Pertama-tama hendaknya engkau mengucapkan satu Bapa Kami, satu Salam Maria dan satu Aku Percaya, kemudian, pada manik-manik “Bapa kami” hendaknya engkau berdoa:

“Bapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an
PutraMu yang terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia.'

Pada manik-manik “Salam Maria” hendaknya engkau berdoa:
“Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia'

Sebagai penutup hendaknya engkau mendaraskan tiga kali doa berikut:
`Allah yang Kudus, Kudus dan berkuasa, Kudus dan kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia”

Dalam penampakan-penampakan selanjutnya, Yesus menjelaskan bahwa Koronka ini tidak hanya diperuntukkan baginya, melainkan bagi seluruh dunia.

Koronka Kerahiman Ilahi adalah doa permohonan yang merupakan kelanjutan dari Kurban Ekaristi, jadi teristimewa tepat jika didaraskan setelah kita ikut ambil bagian dalam Misa Kudus. Koronka dapat didaraskan kapan saja, tetapi Tuhan kita secara khusus mengatakan kepada St Faustina untuk mendaraskannya selama sembilan hari berturut-turut menjelang Pesta Kerahiman Ilahi yang jatuh pada hari Minggu pertama sesudah Paskah (yaitu Minggu Paskah II). “Dengan Novena [Koronka Kerahiman Ilahi], Aku akan menganugerahkan segala rahmat yang mungkin bagi jiwa-jiwa.”


Di Paroki Santo Fransiskus Xaverius Sodohoa Kendari, pada tanggal 1 September 2010, atas dukungan dan persetujuan dari P. Martinus Pasomba, Pr (Pastor Paroki saat itu) telah terbentuk Komunitas Basis (KomBas) Kerahiman Ilahi dibawah koordinator Robert Keytimu. Pelaksanaan Doa Kerahiman Ilahi dilakukan SETIAP HARI KAMIS JAM 19.00 WITA di Ruang Doa Gereja (Pastoran Lantai 1).

ACARA KAMIS, 29 SEPTEMBER 2011

1. Pkl. 06.00 WITA: Misa Harian (Pesta Para Malaikat Agung: Mikael, Gabriel, Rafael)
2. Pkl. 18.30 WITA: Misa Rukun St. Yoh. Pembaptis dalam rangka Pelantikan Para Pengurus Rukun yang baru

Selasa, 27 September 2011

KELOMPOK KATEGORIAL: LEGIO MARIA RATU PARA RASUL


Cahaya petang yang lembut menerobos dari tabir jendela Aula lantai 2 Pastoran gereja Katolik Fransiskus Xaverius Sasohoa Kendari saat kelompok Kategorial Legio Maria melaksanakan rapat Presidium rutin, Selasa 27 September 2011. Dibuka dengan doa rosario khas Legio, dibawah arahan Sr. Kristina Mislina, JMJ, kelompok kategorial Legio Maria melaksanakan pertemuan setiap Selasa sore pukul 16.30 WITA. Dalam pertemuan ini juga, setiap anggota Legio secara berurutan menceritakan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan atas tugas yang diberikan kepada mereka, antara lain kunjungan kepada orang sakit dan lanjut usia untuk memberikan penghiburan serta membawa Komuni Kudus.

Legio Maria (Lat: Legio Mariae) merupakan sebuah kelompok awam Katolik yang melayani secara sukarela, berjuang di bawah panji-panji Santa Maria Tak Bernoda dengan doa dan pujian. Tujuan dari Legio adalah agar para anggotanya menghayati perintah Tuhan dan memancarkan kesalehan kepada lingkungannya. Tugas utama para legioner (anggota Legio Maria) adalah berdoa serta melaksanakan karya kerasulan dalam kunjungan kepada orang-orang sakit dan menderita serta ikut membantu tugas-tugas di Paroki.

Legio Maria didirikan oleh seorang awam, Frank Duff di Dublin, Irlandia pada tanggal 7 September 1921. Untuk menjadi anggota Legio Maria, seseorang yang sudah dibaptis menjadi Katolik. Anggota Legio Maria terdiri dari anggota aktif dan anggota auxilier(yang membantu). Anggota aktif wajib terlibat dalam kegiatan rutin Legio Maria seperti menghadiri sidang/pertemuan anggota, melaksanakan tugas-tugas kerasulan, mendoakan Catena (Latin: Catena artinya rantai ikatan), dan lain-lain. Tugas anggota auxilier adalah berdoa Rosario dan Tessera.



Dewan tertinggi Legio Maria adalah Concilium di Dublin, Irlandia. Di bawahnya terdapat Senatus. Di bawah Senatus terdapat Commissium, kemudian Kuria dan terakhir Presidium.

Legio Maria Ratu Para Rasul di Paroki Sadohoa sendiri mulai disosialisasikan tanggal 23 Juni 2011 dan resmi berdiri dengan pelaksanaan pertemuan pertama pada hari Selasa 28 Juni 2011. Pada saat ini, susunan pengurus Pra Presidium adalah sebagai berikut:

Pembimbing Rohani: P. Marthin Solon, Pr
Asisten Pembimbing Rohani: Sr. Kristina Mislina, JMJ

Ketua: Guido
Wakil Ketua: Debora
Sekretaris: Alma Wilda
Bendahara: Christina Sangki

Bagi umat yang ingin bergabung ke dalam kelompok kategorial ini, dapat menghadiri pertemuan rutin SETIAP HARI SELASA JAM 16.30 WITA di Aula Lantai 2 Pastoran Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari.

Sabtu, 24 September 2011

KUNJUNGAN IBU NY. HJ. DRA. SRIYASTIN ASRUN (ISTRI DARI WALIKOTA MADYA KENDARI BPK. H. IR. ASRUN M. NG. SC)


“Syalom. Salam sejahtera bagi kita semua”, demikian salam yang disampaikan oleh Ibu Ny. Hj. Dra. Sriyastin Asrun dari mimbar pengumuman di dalam gereja Santo Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari. Istri dari Walikota Madya Kendari datang berkunjung ke gereja sebagai Ketua Tim Penggerak PKK kota Madya Kendari sekaligus menyerahkan sumbangan Kitab Suci Deutrokanonika sebanyak 40 buah. “Sebagai tanda kepedulian pemerintah kota yang mengayomi segenap penduduknya”.



Kehadiran istri walikota madya Kendari di dalam gereja mendapat aplaus dan tepuk tangan yang meriah dari segenap umat yang pada hari minggu pagi, 25 September 2011 itu. Secara simbolis, sumbangan Kitab Suci diterima oleh P. Isidorus Kaniu, Pr sebagai sesepuh paroki Santo Fransiskus Xaverius. Dalam ucapan balasan, P. Marthin Solon, Pr, sebagai pastor paroki, menyampaikan banyak terima kasih atas segala perhatian dan kehadiran ibu Hj. Dra. Sriyastin Asrun yang pada hari minggu ini telah menyerahkan bantuan sumbangan kepada segenap umat di paroki Sadohoa. Tak lupa, P. Marthin Solon, Pr, mewakili 1600 umat menyampaikan salam balik kepada keluarga bapak H. Ir. Asrun M. Ng. Sc dan semoga hubungan keharmonisan hubungan dapat tetap terbina dengan baik.

Sebelumnya, dalam Misa minggu 25 september 2011 pagi yang dimulai pukul 07.30, dalam homilinya, P. Marthin Solon Pr, menyampaikan hasil-hasil dari Sarasehan Liturgi yang telah dilaksanakan dengan baik selama dua hari di paroki Sadohoa. Sambil mengakui bahwa, ada banyak hal mengenai liturgi yang ternyata juga belum diketahui oleh pastor sendiri, walau itu bukan hal baru, dan menyampaikan kepada umat bahwa akan terjadi beberapa perubahan terutama untuk menindak-lanjuti hasil dari sarasehan liturgi yang telah diberikan oleh P. Bosco Da Cunha, O. Carm. Pembaharuan pada tata letak, tata busana dan tata hati sehingga diharapkan agar umat dapat semakin menghayati perannya dan secara mendalam ikut serta dalam setiap perayaan ekaristi kudus.

SARASEHAN LITURGI UMAT PAROKI SADOHOA


Pada Sabtu 24 September 2011 malam Sarasehan Liturgi dilanjutkan terutama bagi umat Paroki Sabto Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari di Aula Paroki. Dibuka tepat pukul 18.30 WITA oleh Ibu Evelin Paternus, koordinator seksi Liturgi Dewan Pastoral Paroki, sarasehan kali ini berlangsung cukup santai dan dihadiri puluhan umat, suster-suster JMJ, frater HHK dan pengurus rukun/stasi. Doa pembuka dibawakan oleh Sr. Dorothea JMJ disusul kata pengantar oleh Pastor Paroki, P. Marthin Solon, Pr yang sekaligus menjadi moderator.

Dan seperti Sarasehan sebelumnya, berlangsung dalam dua sesi, dimana sesi pertama dibawakan langsung oleh Sekretaris Eksekutif Konggregasi Waligereja Indonesia (KWI), P. Bosco Da Cunha, O. Carm dari pukul 18.45 hingga pukul 20.00. Dalam pernyataannya di sesi pertama, P. Bosco Da Cunha, Pr menyampaikan bahwa “KALAU LITURGI MAJU, MAKA PAROKI PASTI MAJU”. Beliau meminta kepada umat agar dapat secara aktip terlibat dalam liturgi dan jangan hanya menjadi penonton sehingga umat merasa memiliki serta menemukan makna dalam setiap perayaan. Hal itu akan membuat umat tidak lagi memilih siapa pastor yang membawa Misa karena Misa adalah kekuatan dasar pada setiap perayaan Liturgi di Gereja dimana Kristus sendiri hadir bersama umat.



Pada pukul 20.00 sesi pertama usai dilanjutkan dengan acara santap malam bersama dan doa makan dipimpin oleh P. Isidorus Kaniu, Pr. Setelah acara santap malam yang berlangsung selama 30 menit, pada pukul 20.30 Sarasehan dibuka dengan lagu “Andaikan aku lakukan...” dan kemudian dibukalah acara tanya-jawab bersama P. Bosco Da Cunha, O. Carm, P. Sani, MSC ( Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi & Katekik KAMS), P. Mathius Bakolu, Pr (Vikep Sultra) serta P. Marthin Solon, Pr sebagai moderator. Acara sesi tanya jawab ini memberikan banyak informasi penting bagi umat yang hadir, terutama menyangkut masalah liturgi, baik di lingkungan paroki maupun untuk rukun dan stasi. Antara lain, tatacara liturgi pernikahan, doa arwah serta peralatan dan sikap dalam menjalankannya.

Menjelang pertemuan usai, P. Sani, MSC sebagai Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi & Katekik KAMS menyampaikan harapannya agar terjadi perbaikan dan penyempurnaan khususnya dalam bidang katekese buat anak-anak katolik yang belajar di lingkungan sekolah non-katolik, dan mengharapkan partisipasi aktip para pastor paroki dalam pelayanan tersebut dengan menyediakan waktu dan tempat di setiap paroki untuk pengajaran agama anak-anak tersebut.

Tepat pada pukul 22.10, Sarasehan ditutup dengan doa dan berkat oleh P. Bosco Da Cunha, O. Carm dan kemudian umat menyampaikan salam dan ucapan selamat jalan kepada P. Bosco Da Cunha, O. Carm dan P. Sani, MSC yang akan melanjutkan perjalanan mereka ke daerah kepulauan.

Terima kasih atas kunjungannya, P. Bosco Da Cunha, O. Carm dan P. Sani, MSC. Terima kasih pula atas segala informasi dan pengetahuan yang telah dibagikan kepada umat Kevikepan Sultra wilayah Daratan. Sampai bertemu kembali. Selamat jalan.

SARASEHAN LITURGI HARI KEDUA


Sabtu 24 September 2011 pukul 08.30 WITA Sarasehan Liturgi hari kedua dibuka oleh Ibu Evie dan doa pembukaan oleh Sr. Anna Maria, JMJ juga terbagi dalam dua sesi.



Sesi pertama berupa sarasehan oleh P. Bosco Da Cunha yang antara lain menjelaskan makna liturgi dimana Tuhan Yesus bukan sebagai sebuah benda sakti tetapi adalah PRIBADI yang berbicara kepada kita serta mendengarkan suara hati kita sebagai umat-NYA. Dalam penjelasannya, P. Bosco Da Cunha, O. Carm meminta umat agar DAPAT HADIR 15 MENIT SEBELUM MISA DIMULAI serta menjaga masa KEHENINGAN sebelum Misa mulai. Sesi pertama berlangsung hingga pukul 10.00 WITA yang kemudian masa istirahat selama 15 menit saat peserta menikmati hidangan kecil yang disediakan di aula paroki.

Sesi kedua mulai pukul 10.15 terutama membahas mengenai Misa dan Doa di Lingkungan / Rukun serta bagaimana upaya untuk menjaga kesakralan liturgi selama Misa di rumah di luar gereja. Sesi ini berlangsung hingga menjelang pukul 13.00 WITA dimana P. Sani, MSC sebagai Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi & Katekik Keuskupan Agung Makassar memberikan closing speech. Antara lain P. Sani, MSC menyampaikan kepada para peserta bahwa Liturgi adalah sebuah drama suci yang memiliki skenario dimana kita semua mengambil bagian / pemain dan bukannya penonton belaka. Bermakna atau tidaknya Liturgi tergantung dari kita, maka untuk memulai sebuah pembaharuan, haruslah dimulai dari diri kita sendiri. Sesi kedua dan penutup ditutup dengan doa sekaligus sebagai doa makan siang bersama oleh Vikep Sultra, P. Mathius Bakolu tepat pada pukul 13.00.

Hadir dalam sesi kedua ini antaranya, P. Samson Bureny, Pr, P. Marthin Solon, Pr, P. Mathius Bakolu, Pr, P. Isidorus Kaniu, Pr, P. Albert Rua, Pr dan umat dari Kevikepan Sultra (Paroki Mandonga, Sadohoa, Unaaha serta Kolaka).

Demikianlah kegiatan Sarasehan Liturgi selama dua hari telah berlangsung dengan lancar dan sukses. Semoga apa yang telah diterima membawa kemajuan bagi Kevikepan Sultra. 

Selamat dan terima kasih kepada P. Bosco Da Cunha, O. Carm dari KWI serta P. Sani, MSC dari KAMS.

SARASEHAN LITURGI HARI PERTAMA


Selama dua hari, tepatnya dari jumat 23 hingga sabtu 24 september 2011, berlangsung SARASEHAN LITURGI di Gereja Katolik Paroki Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari untuk KEVIKEPAN SULAWESI TENGGARA WILAYAH DARATAN yang meliputi Paroki Sadohoa, Mandonga, Unaaha dan Kolaka.

Sarasehan ini dibawakan oleh P. Bosco Da Cunha, O. Carm (Sekretaris Eksekutif KWI) bersama P. Sani, MSC (Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi & Katekik KAMS).
Sarasehan pada hari pertama, jumat 23 september 2011 dimulai pada pukul 18.30 WITA, dengan dipandu oleh Ibu Evie, doa pembukaan dibawakan oleh P. Piet Madjina, Pr (Pastor Paroki Kolaka). Sebelumnya, dibagikan kepada para peserta buku makalah SARASEHAN LITURGI yang diterbitkan oleh Keuskupan Agung Makassar.

Nampak hadir, antara lain Vikep Sultra, P. Mathius Bakolu, Pr, Pastor Paroki Mandonga P. Samson Bureny, Pr, Pastor Paroki Sadohoa P. Marthin Solon, P. Isidorus Kaniu, Pr, P. Albert Rua, Pr, para frater HHK, suster-suster JMJ serta umat dari keempat paroki di Kevikepan Sua Daratan.


Setelah kata sambutan pembuka oleh Pastor Paroki Sadohoa, P. Marthin Solon, Pr serta P. Sani, MSC (Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi & Katekik KAMS), P. Bosco Da Cunha, O. Carm memulai sarasehan Liturgi dengan menjelaskan makna Liturgi bagi umat Katolik sebagai PUNCAK DAN SUMBER (FONS ET CULMEN) segala dinamika hidup dan kegiatan Gereja. Sarasehan terdiri dari dua sesi yang masing-masing sesi dimulai dengan penjelasan oleh P. Bosco Da Cunha, O. Carm didampingi P. Sani, MSC dan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. Sesi pertama usai menjelang pukul 20.15 sesi pertama berakhir untuk acara santap malam bersama di aula Paroki Sadohoa selama kurang lebih 30 menit. Sesi kedua dimulai pada pukul 21.00 dan berakhir pada pukul 22.00 Wita.

Dalam penjelasan P. Bosco Dan Cunha, ada tiga sumber pokok iman Katolik yaitu, KITAB SUCI, TRADISI dan AJARAN RESMI GEREJA. Dan dalam setiap perayaan Liturgi, Allah Tritunggal hadir secara NYATA dan KHUSUS untuk menjumpai kita, berbicara dengan kita dan menggabungkan persembahan hidup kita dalam satu kesatuan dengan kurban Kristus di altar. Imam memimpin perayaan in persona Christi, capitis et pastoris, membawakan PRIBADI KRISTUS sebagai pemimpim perayaan.

Di akhir sarasehan hari pertama, kemudian diputuskan bahwa Sarasehan Liturgi hari kedua besoknya, Sabtu 24 September 2011, jadwal Sarasehan berubah dari rencana semula pukul 18.30 petang menjadi pukul 08.30 pagi hingga makan siang. Hal ini dilakukan agar umat dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti Misa Sabtu Sore.

Demikian Sarasehan hari pertama berlangsung secara amat menarik, terutama dari banyaknya informasi-informasi yang didapat khususnya dalam kegiatan Liturgi di Gereja Katolik.

Jumat, 23 September 2011

ACARA HARI SABTU, 24 SEPTEMBER 2011

1. Pkl. 08.30 WITA - Pkl. 13.00 WITA: Lanjutan Sarasehan Liturgi Kevikepan Sultra Wilayah
Daratan Paroki Kolaka, Unaaha, Mandonga, Sadohoa)
2. Pkl. 18.30 WITA: Bincang-bincang dengan para Narasumber sekitar Liturgi Katolik (khusus
Paroki Santo Fransiskus Xaverius, Sadohoa-Kendari)

Kamis, 22 September 2011

SARASEHAN LITURGI

Mulai hari Jumat 23 September dan Sabtu 24 September 2011 di Gereja Fransiskus Xaverius Sodohoa Kendari Jalan Dr. Moh. Hatta No. 63 Kendari, akan dilaksanakan SARASEHAN LITURGI untuk KEVIKEPAN SULAWESI TENGGARA Area Daratan (Paroki Kolaka, Unaaha, Mandonga dan Sadohoa). Kegiatan ini dimulai pada pukul 18.30 WITA.


Para narasumber adalah P. BOSCO DA CUNHA, O. Carm (Sekretaris Eksekutif KOMISI LITURGI KWI) didampingi P. SANI, MSC (Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgik dan Katekik Keuskupan Agung Makassar).


Mari datang dan bergabung untuk mengikuti Sarasehan ini.

ACARA HARI JUMAT, 23 SEPTEMBER 2011

Pkl. 18.30 WITA: SARASEHAN LITURGI 1.
Sebuah acara tingkat Kevikepan Sultra yang menghadirkan pembicara: 1. P.
Bosco da Cunha, O.Carm (Sekretaris Eksekutif Komisi Liturgi KWI), 2. P. Sani,
MSC (Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci, Liturgi, dan Kateketik KAMS).
Untuk wilayah daratan (meliputi Paroki Kolaka, Paroki Unaaha, Paroki
Mandonga, dan Paroki Sadohoa) dipusatkan di Gereja Pusat Santo Fransiskus
Xaverius, Sadohoa-Kendari.

Rabu, 21 September 2011

ACARA HARI KAMIS, 22 SEPTEMBER 2011

1. Pkl. 06.00 WITA: Misa Harian
2. Pkl. 19.00 WITA: Pertemuan para fasilitator Pendalaman Kitab Suci
3. Pkl. 19.30 WITA: Pertemuan Team Pendamping REFRANXA (REmaja FRANsiskus
XAverius)

Rabu, 14 September 2011

KEGIATAN HARI KAMIS, 15 SEPTEMBER 2011

1. Pkl. 06.00 WITA: Misa Harian (PW Bunda Maria Berdukacita)
2. Pkl. 17.00 WITA: Misa Arwah (Peringatan 7 hari berpulangnya Ibu Bernadette Aisya) di
Rukun Santa Monika
3. Pkl. 19.00 WITA: Adorasi Sakramen Mahakudus

Selasa, 13 September 2011

PEMBANGUNAN : STASI ANDUONOHU


Bangunan Gereja sekarang

Gereja Katolik Santa Maria Diangkat Ke Surga Stasi Anduonohu Paroki Santo Fransiskus Xaverius KAMS terletak di Jalan Kelapa (ex jalan Gersamata) Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kendari. Bangunan gereja awal dibangun pada tahun 1992 dengan luas bangunan 6 x 10 m, berdinding batu merah, papan dan beratap seng dengan pilar kayu.
Kondisi bangunan saat ini sudah tua dan lapuk sehingga tidak lagi layak dan aman digunakan untuk ibadah walau secara rutin tetap dilakukan pemeliharaan atas swadaya umat serta bantuan dari para donatur.

Jumlah umat yang beribadah di gereja ini saat dibangun sekitar 8 KK atau kurang lebih 40 jiwa. Namun saat ini, sehubungan dengan berkembangnya pemukiman di kota Kendari, jumlah umat telah bertambah menjadi sekitar 91 KK atau kurang lebih 500 jiwa dan diperkirakan ke depan akan bertambah terus sehubungan dengan pesatnya perkembangan daerah ini. Hal ini amat terasa saat perayaan hari-hari besar Natal dan Paskah.

Atas dasar itu, maka umat stasi Anduonohu dengan didukung oleh Pastor Paroki saat ini, P. Marthin Solon, pr berencana untuk membangun gedung baru di sisi kanan gedung lama untuk bisa menampung perkembangan umat ke depannya.

Pastor Paroki di depan Bangunan Gereja Baru
Gedung gereja yang akan dibangun berukuran panjang 31 m dan lebar 16 m dengan bangunan dari batu, pilar dan slop dari cor beton serta atap seng. Perkiraan anggaran sebesar Rp. 2,3 M Adapun IMB telah dikeluarkan oleh Walikota Kendari pada tanggal 14 September 2007 yang lalu. Untuk itu dibutuhkan bantuan agar pembangunan gedung gereja ini dapat berjalan dengan baik.

Bantuan dana dapat dimasukkan ke Rekening Panitia Pembangunan Gereja Katolik di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cab. Kendari Rek. 0192.01.073147.50.5 atau ke Rekening atas nama Martinus Solon pada Bank Danamon Indonesia No. 16854697.

Informasi dapat langsung ke Pastor Martin Solon, Pastor Paroki Santo Fransiskus Xaverius Kendari HP. 081343390099 atau V. Tikno Sarwoko HP. 0811408689 (Bendahara Panitia Pembangunan).


Terima kasih atas bantuannya.

KEGIATAN HARI RABU, 14 SEPTEMBER 2011

1. Pkl. 06.00 WITA: Misa Harian (Pesta Salib Suci)
2. Pkl. 18.00 WITA: Misa Komunitas di Biara Frater-Frater Hamba-Hamba Kristus (HHK)

RIWAYAT SANTO FRANSISKUS XAVERIUS, PELINDUNG GEREJA KATOLIK SADOHOA - KENDARI


Santo Fransiskus Xaverius (Bahasa Latin: Sanctus Franciscus Xaverius, Bahasa Portugis: Sao Francisco Xavier) (7 April 1506 – 2 Desember 1552) adalah seorang pionir misionaris Kristen, pendiri Serikat Yesus (Ordo Yesuit), dan duta Injil terbaik yang pernah ada.
Awal Hidup
Fransiskus terlahir bernama Francisco de Jaso y Azpilcueta di Kastil Xavier (dalam bahasa Spanyol modern Javier, bahasa Basque Xabier, bahasa Katalan Xavier) dekat Sangüesa dan Pamplona, di Navarra, Spanyol. Lahir sebagai putra bangsawan Spanyol, Basque di Navarro.
Pendidikan
Setelah tamat sekolah menengah, Fransiskus Xaverius masuk Universitas Paris. Di sana dia mengambil studi hukum dan teologi dan berkenalan dengan Ignatius Loyola. Tahun 1530 dia berhasil mendapat gelar licence ès arts. Beberapa tahun selanjutnya, (15 Agustus 1534) bersama dengan Ignatius, Pierre Favre dan empat orang lainnya, Xaverius mengikat janji di Montmartre dan membentuk Serikat Yesus (Cat.1). Mereka juga mengucapkan kaul/nazar untuk melayani Tuhan saat berziarah ke Tanah Suci di Gereja Montmartre, Paris. Fransiskus Xaverius mengabdikan sebagian besar dari masa hidupnya bagi karya misi di negeri-negeri terpencil.
Permulaan Misi
Fransiskus Xaverius ditahbiskan sebagai imam di Venesia (1537) dan diutus Ignasius ke India (1539). Karena Raja Yohanes III (Bahasa Portugis: Dom Joao III) dari Portugal menghendaki agar para misionaris Yesuit berkarya di Hindia-Portugis, maka ia pun diutus ke sana pada tahun 1540.
Perjalanan Misi
Untuk menuju Hindia, Fransiskus melewati Lisbon. Di Lisbon Fransiskus menemui Rm. Rodriguez yang sedang bertugas di suatu rumah sakit. Mereka tinggal di rumah sakit tersebut untuk menolong orang-orang yang sakit, sekaligus berkatekese dan memberikan pelajaran di kota serta mendengarkan pengakuan-pengakuan dosa pada hari Minggu dan hari-hari libur. Dari Lisboa, bersama dua Yesuit lainnya dan Martin de Sousa raja muda yang baru, melanjutkan perjalanan. Ternyata Fransiskus berada satu kapal dengan Don Martin Alfonso de Sousa, Gubernur Hindia. Ia pun menggunakan kesempatan yang ada untuk memberitakan Injil kepadanya, berkatekese, berkhotbah, melayani orang sakit, dan mengubah kabin kapal menjadi tempat perawatan. Bahkan, saat berada di kapal itu Fransiskus menengahi pertikaian, menenangkan keluhan-keluhan, menghadapi sumpah serapah dan perjudian, dan memperbaiki ketidakteraturan lainnya. Pelayaran mereka menghabiskan waktu 13 bulan untuk mencapai Goa. Sebelum mencapai Goa -- India, ibukota koloni Portugis, mereka sempat singgah di Mozambik. Akhirnya mereka tiba di Goa tanggal 6 Mei 1542. Jabatan resminya di Goa adalah Nuncio Apostolik (duta besar kerasulan). Fransiskus berkarya di Goa selama 3 tahun. Selain ke Goa, Fransiskus juga melakukan perjalanan ke Srilangka, dan Teluk Comorin. Di Goa ia mendirikan “sekolah international St. Paulus”.
Di Tanah Misi
Tahun 1542, ia mengadakan perjalanan misinya yang pertama di antara kaum Parava, para penyelam mutiara di sepanjang pesisir Timur India Selatan, sebelah Utara tanjung Comorin. Ia berusaha memberitakan kabar baik kepada Raja Travancore, di pesisir Barat, dan juga mengunjungi Sailan.
Ia memulai misinya dengan mengajarkan prinsip-prinsip agama dan praktik-praktik kebajikan. Kecuali beberapa pakaian dan buku, Fransiskus menolak semua hadiah dari raja. Ia juga menolak didampingi seorang pelayan, dengan mengatakan bahwa cara terbaik untuk memiliki kehormatan sejati adalah dengan mencuci pakaian sendiri, merebus masakan sendiri, dan tidak berhutang pada siapa pun. Sepanjang hari dia mengerjakan pelayanannya. Sejak pagi ia menolong dan menghibur orang sakit di rumah sakit dan di penjara-penjara yang kotor dan bau, kemudian berjalan di jalan-jalan sambil membunyikan bel memanggil anak-anak dan para budak untuk berkatekese. Mereka berkumpul mengelilinginya dan ia mengajarkan syahadat iman (kredo), doa-doa, dan nilai-nilai kristiani kepada mereka. Ia mengadakan misa untuk para penderita lepra, berkhotbah di depan umum (termasuk kepada orang-orang India), serta mengunjungi rumah-rumah penduduk. Keramahan dan kelembutan karakternya, serta perhatiannya yang penuh kemurahan hati, begitu memikat hati banyak orang. Cinta dan kerendahan hatinya membuatnya menempatkan diri sebagai seseorang yang sederajat dengan mereka. Ia makan makanan yang sama dengan makanan orang miskin, yaitu nasi dan air. Ia juga tidur di atas tanah dalam sebuah gubuk.
Pengajaran-pengajaran tentang kebenaran-kebenaran agama juga dituangkannya dalam lagu-lagu populer. Cara ini begitu berhasil sehingga lagu-lagu ini dinyanyikan di mana-mana (di jalan-jalan, rumah-rumah, dan tempat-tempat kerja).
Misi di Malaka
Di Cochin (India Selatan), Fransiskus mendengar kabar bahwa ada dua raja di Sulawesi Selatan yang baru saja dibaptis dan minta supaya ada seorang misionaris datang untuk mengokohkan iman kristiani mereka. Oleh karena itu, dia segera berlayar ke Malaka. Dia melakukan ini karena terdorong oleh keinginannya untuk mengabarkan Injil sampai ke ujung bumi. Tidak puas akan hasil upayanya, dia kembali ke Timur pada tahun 1545 dan menyusun rencana perjalanan misi ke Makasar, Sulawesi. Ia mewartakan Injil dengan tekun di kalangan nelayan Pantai Malabar selama tiga tahun dan berhasil menobatkan puluhan ribu orang.
Tuhan melakukan banyak mukjizat penyembuhan melalui Fransiskus. Di Malaka ia membangkitkan kembali seorang gadis muda yang tidak saja sudah mati, tetapi sudah dikubur selama tiga hari. Peristiwa ini hanyalah salah satu dari banyak mukjizat yang terjadi. Dalam proses kanonisasinya, tercatat bahwa ia beberapa kali membangkitkan orang mati selama perjalanannya sepanjang pantai Teluk Fishery, Tranvacore, Jepang, dan Pulau Sancian.
Setelah hari raya Paskah tahun 1546, ia kembali ke pulau Ambon, kemudian menuju Malaka. Misi di Ambon ini menjadi salah satu awal sejarah Gereja Katolik di Indonesia. Selama rentang waktu tersebut, disebabkan kekecewaannya terhadap para petinggi Goa, Santo Fransiskus menulis sepucuk surat kepada Raja Dom Joao III meminta diberlakukannya Inkuisisi (Cat.2) di Goa. Meskipun demikian, Inkuisisi Goa baru mulai dijalankan delapan tahun setelah kematiannya.
Setelah itu ia mengunjungi Maluku, Ternate, dan Moro. Di Maluku, Fransiskus melakukan banyak karya kerasulan, antara lain menemui umat Katolik setempat, mengunjungi orang-orang sakit, dan mengadakan sakramen-sakramen. Untuk membantu pelayanannya ia dibantu penduduk pribumi sebagai penerjemahnya. Di sana ia juga mempelajari bahasa Melayu dan adat-istiadat setempat. Doa-doa seperti Doa Bapa Kami, Salam Maria, dan Aku Percaya berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu disertai keterangan tambahan untuk memperdalam iman. Di sana, Fransiskus bergaul dengan berbagai kalangan masyarakat tanpa membedakan kepercayaan, status ekonomi, dan latar belakang pendidikan.
Ketika berada di Malaka, Fransiskus Xaverius berjumpa dengan seorang bangsawan Jepang dari Kagoshima bernama Anjiro. Anjiro telah mendengar kabar mengenai Fransiskus pada tahun 1545 dan berlayar dari Kagoshima ke Malaka dengan maksud bertemu dengannya. Anjiro melarikan diri dari Jepang setelah dituduh melakukan pembunuhan. Ia lalu mencurahkan isi hatinya kepada Fransiskus Xaverius, menceritakan riwayat hidupnya serta adat dan budaya tanah airnya. Setelah beberapa lama, Anjiro pun dibaptis dengan nama Paulo de Santa Fe. Selanjutnya mereka mulai menyusun rencana suatu misi bagi negeri Jepang. Anjiro membantu Fransisku Xaverius menerjemahkan beberapa paragraf ajaran kristiani ke dalam fonem Bahasa Jepang yang kemudian dihafal oleh Fransiskus.
Misi di Jepang
April 1549 Fransiskus mulai berlayar ke Jepang, ditemani oleh seorang pastor Yesuit, seorang awam, juga dua orang Jepang yang telah bertobat. Ia disambut dengan ramah-tamah dan dijamu oleh keluarga Anjiro hingga bulan Oktober 1550, selanjutnya ia tinggal di Yamaguchi.
Melihat bahwa kemiskinan dalam pewartaan Injil di Jepang tidak menarik sebagaimana di India, Fransiskus mengubah metode-metodenya. Ia memberikan surat dan hadiah-hadiah (a.l.: kotak musik, jam, dan kacamata) kepada Daimyo (Cat.3). Daimyo menerima hadiah-hadiah tersebut dengan senang hati dan memberikan kebebasan kepada Fransiskus untuk mengajar serta menyediakan sebuah biara Budha yang kosong sebagai tempat tinggalnya. Maret 1551 dan diizinkan berkhotbah oleh daimyo provinsi itu. Akan tetapi karena kurang lancar berbahasa Jepang, ia hanya membacakan dengan lantang terjemahan katekismus. Selain itu, Fransiskus juga diterima dengan baik oleh para rahib Shingon karena ia menggunakan kata “Dainichi” (Cat.4) untuk Allah orang Kristen. Setelah ia mendalami makna religius dari kata itu, ia menggantinya dengan kata “Deusu” dari kata Latin dan Portugis “Deus”.
Seiring berjalannya waktu, kehadirannya di Jepang dapat dianggap membuahkan hasil yakni adanya ratusan petobat baru dan dibentuknya jemaat-jemaat Kristiani di Hirado, Yamaguchi dan Bungo. Fransiskus berkarya lebih dari dua tahun di Jepang dan menyaksikan lahirnya Yesuit-Yesuit penerusnya. Ia kemudian memutuskan untuk kembali ke India. Dalam pelayarannya itu, suatu badai dahsyat memaksanya untuk singgah di sebuah pulau dekat Guangzhou, Tiongkok tempat ia berjumpa dengan Diégo Pereira, seorang pedagang kaya-raya, sahabat lamanya dari Cochin.
Misi di Cina
Awal September 1552, Fransiskus sampai di Tiongkok. Di sana ia memperkenalkan diri sebagai Nuncio Apostolik dan Pereira sebagai duta besar dari Raja Portugal. Naasnya, surat Apostolic Nuncio miliknya tertinggal. Saat itu, ia hanya ditemani seorang murid Yesuit, Alvaro Ferreira, seorang pria Tionghoa bernama Antonio dan seorang pelayan Malabar bernama Khristoforus.
Akhir Hidup
Seusai melakukan misa Fransiskus terkena demam tinggi, mengeluarkan darah, namun ia tak henti-hentinya berdoa di tengah-tengah kejang-kejang dan suara mengigaunya. Ia semakin lemah dan lemah. Akhirnya tanggal 3 Desember 1552, ia menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, Sang Pencipta dengan tenang dan penuh kedamaian. Fransiskus meninggal pada usia 46 tahun. Dengan demikian dia belum sempat menginjakkan kakinya di daratan utama Tiongkok.
Pengakuan
Kendati Fransiskus sangat berhasil mewartakan Injil, membuka wilayah-wilayah baru, dan membangkitkan semangat misioner, cara kerjanya tidak bebas dari kritik. Tahun 1622, Fransiskus dinyatakan santo oleh Urbanus VIII, Gereja Anglikan dan Katolik; Pius X menggelarinya 'Pelindung Gereja di Tanah Misi dan Karya Pewartaan Iman'. Ia dibeatifikasi oleh Sri Paus Paulus V pada tanggal 25 Oktober 1619, dan dikanonisasi oleh Sri Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622, bersamaan dengan kanonisasi Ignatius Loyola.
Universitas Sophia di Tokyo, Jepang didirikan pada tahun 1913 untuk menghormatinya.
Pada tahun 1839, Theodore James Ryken mendirikan Xaverian Brothers, atau Kongregasi Santo Fransiskus Xaverius (CFX). Kini, ada 20 kolese atau SMU yang dibawahi oleh Xaverian Brothers Sponsored Schools (XBSS).
Tanggal 3 Desember kini ditetapkan sebagai hari istimewa untuk memperingati jasa-jasa Fransiskus. Banyak gereja di seluruh dunia dinamakan menurut namanya. Salah satunya adalah Gereja Katedral Santo Fransiskus Xaverius, Keuskupan Amboina, Ambon. Basilika Santo Fransiskus Xaverius di Dyersville, Iowa adalah salah satu dari 52 basilika minor di Amerika Serikat dan satu-satunya yang berada di luar kawasan metropolitan. Ada pula sebuah universitas terkenal di Kanada yang dinamakan menurut namanya di Antigonish, Nova Scotia yakni Universitas St. Fransiskus Xaverius.
Penutup
Riwayat hidup Fransiskus Xaverius mengungkapkan betapa gembira hatinya menerima Kabar Gembira Kerajaan Allah, menerima Sang Mesias, sehingga ia tak segan-segan berkeliling dunia dan menghadapi segala tantangan untuk membagikan kegembiraannya dengan mewartakan Sang Mesias. Riwayatnya merupakan sebuah ajakan agar kita menyadari betapa berharganya Kabar Gembira Kerajaan Allah, betapa berharganya Kristus Sang Mesias. Dengan iman dan kesadaran ini marilah kita menyambut Sang Mesias dan memberitakan-Nya dengan penuh sukacita.
Catatan:
Kelompok yang berkomitmen untuk meneladan Yesus dalam hal kemiskinan dan cinta kasih-Nya guna mewartakan Injil. Pengikutnya disebut Yesuit.
Inkuisisi (dengan huruf I besar) adalah istilah yang secara luas digunakan untuk menyebut pengadilan terhadap bidaah oleh Gereja Katolik Roma. Istilah ini juga dapat bermakna tribunal gerejawi atau lembaga dalam Gereja Katolik Roma yang bertugas melawan atau menyingkirkan bidaah, sejumlah gerakan ekspurgasi historis terhadap bidaah (yang digiatkan oleh Gereja Katolik Roma), atau pengadilan atas seseorang yang didakwa bidaah.
Daimyo berasal dari kata Daimyoshu, kepala keluarga terhormat yang berarti orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah. Di dalam masyarakat samurai di Jepang, istilah daimyo digunakan untuk samurai yang memiliki hak atas tanah yang luas (tuan tanah) dan memiliki banyak pengikut.
Dainichi adalah sebutan untuk dewa umat Budha di Jepang.

Senin, 12 September 2011

KEGIATAN HARI INI (Selasa, 13 September 2011)

1. Pkl. 06.00 WITA : Misa Harian di Pusat Paroki (Peringatan Wajib Santo Yohanes Krisostomus)
2. Pkl. 17.00 WITA : Rapat Presidium Legio Maria Pra-Presidium Maria Ratu Para Rasul di Aula Paroki

KILAS BALIK: PELANTIKAN PENGURUS DEWAN PASTORAL PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS SADOHOA - KENDARI PERIODE AGUSTUS 2011 – AGUSTUS 2015


Dibawah suasana mendung dan gerimis yang menaungi kota Kendari, Minggu 11 September 2011, dilaksanakan pelantikan pengurus baru Dewan Pastoral Paroki Santo Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari dalam Misa Kudus yang dipimpin oleh Vikep Sultra P. Matius Bakolu, Pr didampingi pastor paroki Santo Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari, P. Marthin Solon, Pr serta pastor pembantu, P. Isidorus Kaniu, Pr.



Misa Kudus yang dimulai pada pukul 07.00 hingga pukul 08.50 Wita tersebut berlangsung khidmat dan diikuti oleh para pengurus baru DePas beserta umat. Dalam homilinya, Vikep menyampaikan pesan agar para pengurus dapat tetap kompak dan bersatu berkarya demi kepentingan umat paroki secara keseluruhan. “Jangan melihat siapa tetapi apa yang dikerjakan” demikian sambutan dari Vikep kepada segenap pengurus DePas baru yang dilantik tersebut.


Sebelumnya, pada hari Jumat 9 September telah dilaksanakan rapat pleno pertama sekaligus persiapan upacara pelantikan anggota baru yang dipimpin langsung oleh P. Marthin Solon, Pr sebagai pastor paroki, didampingi oleh P. Isidorus Kaniu, Pr serta para wakil ketua Depas yang baru serta seksi-seksinya.

Minggu, 11 September 2011

KILAS BALIK: PEMILIHAN DEWAN PASTORAL PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS – SADOHOA, KENDARI


“Inti dari iman Kristiani adalah Salib” demikian topik homili P. Marthin Solon, pastor paroki Santo Franxiskus Xaverius Kendari KAMS dalam misa yang mengawali pemilihan para pengurus Dewan Pastoral Paroki pada hari Minggu, 28 Agustus 2011. Dibuka dengan Doa Rosario oleh Sr. Kristin Mislina, JMJ, Misa dipimpin bersama oleh P. Isidorus Kaniu, pr serta P. Marthin Solon, pr berlangsung khidmat dan dipadati umat dimulai pada pukul 07.30 WITa di Gereja Katolik Fransiskus Xaverius Sodohoa Kendari.

Pada pukul 09.30 seusai Misa, berlangsung Rapat Pleno Dewan Pastoral dengan dua topik utama yaitu pembacaan laporan pertanggung-jawaban DePas periode 2007 – 2011 serta pemilihan pengurus Dewan Pastoral baru untuk periode 2011 – 2015. Dengan pembawa acara Sr. Dorothea JMJ, pertemuan dibuka dengan doa oleh bapak Budi Utomo dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari P. Paroki, P. Marthin Solon, pr.



Sesi pembacaan Laporan pertanggung-jawaban, masing-masing dibacakan oleh para wakil ketua DePas periode 2007 – 2011 beserta seksi-seksinya yang dikemudian dilanjutkan dengan tanggapan serta usulan dari para pengurus rukun dan stasi dalam membahas laporan tersebut serta juga ide dan saran untuk perbaikan kedepan. Pembahasan berlangsung cukup hangat namun tetap diwarnai semangat kebersamaan dan persaudaraan. Semua usulan-usulan tersebut kemudian ditampung untuk ditindak-lanjuti oleh para pengurus DePas yang baru nanti.

Setelah sesi pertama usai, pada pukul 12.00 diakhiri dengan Doa Angelus dipimpin oleh Sr. Dorothea JMJ lalu penjelasan singkat dari P. Marthin Solon tentang fungsi dan kewajiban para pengurus Dewan yang baru nanti disusul dengan makan siang bersama.

Setelah itu diadakanlah pemilihan untuk Wakil Ketua I, II dan III yang berlangsung secara demokratis dimana setiap pengurus serta utusan dari rukun dan stasi memberikan nama-nama yang akan bertugas untuk periode 2011 – 2015 secara tertutup. Dari 117 undangan pengurus DePas, Rukun dan Stasi yang dapat memberikan suara, hadir 85 orang. Hasilnya kemudian terpilih Bapak Alfons Anwar Mandeno sebagai Wakil Ketua I, Ibu Devita L. Siri sebagai Wakil Ketua II serta Bapak Frenai Charlex sebagai Wakil Ketua III Dewan Pastoral Paroki FX yang baru.

Seusai pemilihan, P, Marthin Solon, pr kemudian membeberkan aneka info mengenai beberapa masalah serta harapan untuk perencanaan paroki ke depan, antara lain soal pembagian wilayah rohani dalam paroki yang cukup luas itu. Juga Bapak Frans Delu, sebagai wakil dari Dean Keuangan Paroki (DPK) mengulas soal keuangan paroki untuk diketahui bersama.

Tepat pada pukul 15.00 WITa, Rapat Pleno DePas ditutup dengan doa dan berkat oleh pastor paroki P. Marthin Solon, Pr.

Pada akhirnya, selamat bertugas untuk para pengurus Dewan Pastoral Paroki Santo Fransiskus Xaverius Kendari.

BULAN KITAB SUCI NASIONAL 2011 DI PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS SADOHOA KENDARI


Dalam rangka menyambut bulan September 2011 sebagai Bulan Kitab Suci Nasional (BULINAS) maka DePas Paroki Santo Fransiskus Xaverius Sadohoa Kendari setiap minggu malam mengadakan kegiatan pemutaran film tentang kitab suci yang disertai diskusi kelompok dan pendalaman kitab suci. 


Kegiatan ini dipimpin langsung oleh pastor paroki, P. Marthin Solon, pr serta Robert Johar, koordinator Seksi Kerasulan Kitab Suci DePas. 

 Acara yang dimulai pukul 19.00 WITA ini berlangsung semarak dan dihadiri puluhan umat, khususnya remaja paroki.

Sabtu, 10 September 2011

GEREJA KATOLIK PAROKI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS - SADOHOA KENDARI


Paroki Santo Fransiskus Xaverius terletak di Jalan Dr. Moh. Hatta No. 63 Sadohoa kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara dalam lingkup Keuskupan Agung MakassarDiresmikan pada peringatan Santo Fransiskus Xaverius 3 Desember 1966 yang sekaligus menjadi pelindung Paroki ini.


Jadwal Misa setiap SABTU Jam 18.30 dan MINGGU Jam 07.00




Saat ini Paroki Santo Fransiskus Xaverius Sadohoa kendari terdiri atas

  1. Gereja Pusat 5 Rukun (Yoh. Pembaptis, Renya Rosari, Santa Monica, Santo Stefanus, Santo Joseph)
  2. Stasi Anuonohu (terdiri atas 3 rukun: Santo Michael, Santo, Joseph dan Santa Maria)
  3. Stasi Moramo
  4. Stasi Wawoindah
  5. Stasi Tanea
  6. Stasi Punggaluku
  7. Stasi Baito
  8. Stasi DKB I
  9. Stasi DKB V
  10. Stasi Lapoa
  11. Stasi SP 1
  12. Stasi Rumbia

Adapun jumlah umat menurut sensus per 1 Januari 2011 sebanyak 1629 jiwa (424 KK).

Selain Rukun dan Stasi, di sektor pendidikan, dalam paroki juga ada TK Kuncup Mekar dan SMP Frater yang diasuh oleh frater-frater HHK serta RS Santa Anna Kendari milik Yayasan JMJ.
Pastor Paroki saat ini adalah P. Marthin Paonganan Solon, Pr dengan didampingi P. Isidorus La Rumpu Kaniu, Pr.




Para Pastor yang pernah berkarya di Paroki ini adalah:
  • P. Paulus Catri CICM
  • P. Clemens Lemens CICM
  • P. Raymond Stoch CICM
  • P. Denilsen CICM
  • P. Frans Tandipau Pr
  • P. Matheus Bakolu Pr
  • P. Emanuel Mansuetus Mali Pr (yang kemudian menjadi Pastor Paroki Santo Clemens Mandonga setelah Stasi Mandonga dijadikan sebagai Paroki tersendiri pada 22 Pebruari 2000)
  • P. Isidorus La Rumpu Kaniu (yang saat itu juga merangkap menjadi ketua Regio Sulawesi Tenggara yang lalu digantikan oleh P. Alex Maitimo Pr dan setelah resmi menjadi Kevikepan Sultra pada tanggal 1 Maret 2002 oleh P. Matheus Bakolu Pr hingga saat ini)
  • P. Natahanael Runtung Pr
  • P. Marthinus Pasomba Pr (yang melaksanakan pemekaran Stasi Anduonohu menjadi 3 rukun)
  • P. Marthin Solon Pr


Susunan Dewan Pastoral (DePas) Paroki Santo Fransiskus Xaverius periode Agustus 2011 – Agustus 2015 adalah:

Wakil Ketua I : Alfons Anwar Mandeno
Wakil Ketua II : Devita Lucia Siri
Wakil Ketua III: Frenai Charlex

Sekretaris : Oktafiana Suroso
Wakil Sekretaris : Guido

Bendahara: Antonia Charlex
Wakil Bendahara : Fransiska Haryono

A. BIDANG PEWARTAAN (dibawah koordinasi Wakil Ketua I)
  1. Seksi Kerasulan Kitab Suci: Robert Johar, Antonius Budi Utomo, Bate Suppa, Dominikus Kofi
  2. Seksi Katekese: Erasmus Pongkahili, Yohanes Aris, Sr. Dorothea Sundah JMJ, Yulianti Bartholomeus
  3. Seksi Liturgi: Evelin Paternus, Susanawati, Alma Wilda Mareike Tuapattinaya, Leonardus Dakus
  4. Seksi Panggilan: Sr. Christin Yolasb JMJ, Fr. Siprianus HHK, Emanuel Nasus, Paskalis Leu
  5. Seksi Komunikasi Sosial: Antonius Tonny Sutedja, Jimmy Alam, Frans Pandean, Oudry Santhyka

B. BIDANG PEMBINAAN (dibawah koordinasi Wakil Ketua II)
  1. Seksi Kerasulan Keluarga: Pasutri dr. Aloysius Unggul Pribadi – Theresia, Sr. Anna Maria Marianti JMJ, Christine Haryono, Tikno Sarwoko
  2. Seksi Kaum Ibu Katolik: Veronika Wahyudi, Flora Phoa Pattinaya, Magdalena Yusuf, Adolfina Tangke, Roswita, Agnes Besse'
  3. Seksi Pendidikan Katolik: Marsya Sumule, Eligius Pananungan, Yuliana Tarukan, Laurensius Pigang
  4. Seksi Kepemudaan: Athan Subanhurint, Petronela Kofi, Antonius Agung
  5. Seksi SEKAMI: Sr. Christina Mislina JMJ, Ernesta, Yeni Alexander, Rainaldus Afredy

  1. BIDANG SOSIAL (dibawah koordinasi Wakil Ketua III)
  1. Seksi Hubungan Antar Agama Dan Kepercayaan (HAK) & Kerasulan Kemasyarakatan: Yan Leroux Sare, Yane Paternus, Sebastian Van Romi
  2. Seksi Pelayanan Sosial Ekonomi (PSE): Patricia Wiwik Handayani, Recky Wijaya, Dina Ada'
  3. Seksi Aksi Puasa Pembangunan (APP): Antonius Acen, Petrus Ole Lejab, Maria Goretti Indri
  4. Seksi Keadilan Dan Perdamaian: Yohanes Elyazer Suryohadi, Ferry Lontana, Sakti Tangke Tondok
  5. Seksi Usaha Dana: Jeffry Leonardy, Yulia Liliwati, Crista Cenni, Widiyanto Hermawan

  1. BIDANG SARANA-PRASARANA PASTORAL
  1. Seksi Sarana Prasarana Pastoral: Petrus Wahyudi, Yunggi Andrian Siri, Yohanes Eko Prastyo Utomo

  2. Seksi Tanah Gereja: Bartholomeus, Simon Sama, Bernadus Suroso bersama ketua-ketua Stasi